21 Oktober 2021

Laporan "TITRIMETRI" Bagian II

Posted by Kayuya on 13.09.00 with No comments

"TITRIMETRI"

 Laporan Bagian II

Untuk bagian I, teman-teman bisa klik Laporan Praktikum "Titrimetri". Semoga bermanfaat 😊

F.    Hasil Pengamatan

1. Menentukan standarisasi larutan HCl

No

Aktivitas

Pengamatan

1

 

2

 

3

0,406 gram boraks (putih) + 100 mL H2O (bening)

25 mL larutan boraks + 1 tetes metil orange (orange)

Dititrasi

 

Larutan bening

 

Larutan berwarna kuning

 

-   Titrasi I: menghasilkan larutan berwarna orange  dengan V1= 7,2 mL

-   Titrasi II: menghasilkan larutan berwarna orange pekat  dengan V2= 7,2 mL

-   Titrasi III: menghasilkan larutan berwarna orange dengan V3= 7,1  mL

2. Penentuan Campuran Karbonat dan Dikarbonat

No

Aktivitas

Pengamatan

1

-       25 mL larutan sampel (bening) + 1 tetes metil (orange)

-       Dititrasi

 

Larutan berwarna kuning

 

-   Titrasi I: berwarna orange.

V1= 21,1 mL

-   Titrasi II: berwarna jingga.

V2= 20,8 mL

-   Titrasi III: berwarna jingga.

V3= 21,9 mL

2

-       25 mL larutan sampel (bening) + 5 tetes BaCl2

-       Larutan didiamkan sampai endapan turun

-       Larutan disaring + 1 tetes metil orange, kemudian dititrasi sebanyak 3 kali

 

Larutan keruh

 

Larutan bening, dan terdapat endapan di dasar erlenmeyer

Larutan berwarna kuning

Larutan berwarna kuning

-   Titrasi I: V1= 50 mL dan tidak terjadi perubahan warna

 

G.    Analisis Data

1.    Standarisasi  HCl

Dik: V Na2B4O7 awal (V1) = 25 mL

     V1                                = 7,2 mL

     V2                                = 7,2 mL

     V3                                = 7,1 mL

     W Na2B4O7 (V2)            = 0,4000 g = 400,0 mg

     BM Na2B4O7              = 381 g/mol = 381 mg/mmol

Dit: N HCl =…?

Peny :


2.      Penentuan Campuran Karbonat dan Bikarbonat

Dik:          N HCl            = 0,0889 N

                 (V­1)1                = 21,1 mL

                 (V­1)2                = 20,8 mL

                 (V­1)3                = 21,9 mL

                  V2                   = 50 mL

Dit  a. Kadar bikarbonat (HCO3-) = ......?

  b. Kadar karbonat (CO3-)       = ......?

Peny:

Jadi, kadar HCO3- dalam sampel yaitu sebanyak 0,98533 N

 

Jadi, kadar CO3- dalam sampel yaitu sebanyak 0,5762 N

 

H.    Pembahasan

Analisis titrimetri dilakukan dengan menitrasi suatu sampel tertentu dengan larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Prinsip kerja titratrimetri yakni titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Dalam percobaan ini larutan HCl merupakan larutan standar sekunder karena memiliki konsentrasi mudah berubah-ubah dan tidak stabil dalam penyimpanannya, selain itu HCl memiliki berat molekul lebih kecil dan derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer. Oleh karena itu, dilakukan standarisasi larutan terhadap HCl dengan menggunakan larutan boraks yang merupakan larutan standar primer. Larutan boraksdi gunakkan karena memiliki konsentrasi yang tetap dan stabil dalam penyimpanannya, memiliki massa setara relatif tinggi, yang berarti potensi kesalahan dalam standarisasi lebih kecil daripada dalam kasus bahan lain. Selain itu, boraks bersifat basa lemah sehingga dapat dengan mudah bereaksi dengan HCl.

Larutan boraks yang telah dibuat direaksikan dengan indikator metil orange dengan trayek pH (3,2 - 4,4) yang berfungsi untuk memberikan tanda perubahan saat titrasi berakhir yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada larutan yang dititrasi yaitu dari kuning menjadi orange. Indikator metil orange bersifat asam sehingga sesuai dengan larutan HCl yang akan distandarisasi yang bersifat asam pula. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:

Na2B4O7. 10H2O  +  2HCl    2NaCl  +  4H3BO3  +  5H2O

Titrasi larutan hingga terjadi perubahan warna dari kuning menajdi orang yang menandakan titik ekivalennya. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Proses titrasi ini dilakukan sebanyak 3 kali agar diperoleh hasil yang lebih akurat.  olume ratarata titran yang diperoleh adalah 7,16 mL sedangkan normalitas HCl sebesar 0,0733 N

Percobaan kedua yakni penentuan campuran karbonat dan bikarbonat. Larutan sampel campuran karbonat dan bikarbonat direaksikan dengan indikator metil orange (MO) sehingga menghasilkan warna kuning. Larutan dititrasi dengan larutan standar HCl sehingga menghasilkan larutan yang berwarna orange yang menandakan titik ekivalen dan titik akhir titrasi.  Hal ini dilakukan secara triplo sehingga volume rata-ratanya adalah 21,26 mL dengan kadar HCO3- dalam sampel yaitu sebanyak 0,98533 N. Adapun reaski yang terjadi:

HCO32- + HCl → H2CO3 + Cl-

Penentuan kadar bikarbonat dilakukan dengan mereaksikan larutan sampel dengan larutan BaCl2 10% sampai tidak terbentuk endapan lagi. Penambahan BaCl2 10% berfungsi untuk mengendapkan ion CO32- sampai membentuk BaCO3 sehingga tersisa bikarbonatnya. Larutan dengan endapan putih yang dihasilkan disaring kemudian filtrat yang diperoleh ditambahkan indikator metil orange (MO) yang berfungsi untuk memberikan tanda perubahan saat titrasi. Namun dalam percobaan ini, tidak terjadi perubahan warna hingga volume titrasi melebihi 50 mL. hal ini dikarenakan praktikan kurang teliti saat melakukan titrasi sehingga pada saat volume mencapai 50 ml, titran tidak ditambah dalam buret sehingga tidak diketahui jumlah titran yang digunakan untuk menitrasi larutan. Kadar bikarbonat yang diperoleh dengan volume titrasi 50 mL adalah 0,5762 N. Adapun reaksi yang terjadi yakni:

CO32- + BaCl2 → BaCO3 ↓(putih) + 2Cl-

HCO32- + HCl → H2CO3  +  Cl-

 

I.    Kesimpulan dan Saran

1.      Kesimpulan

a.       Normalitas larutan HCl yang diperoleh dari hasil standarisasi adalah 0,0733 N.

b.      Kadar karbonat dalam larutan sampel campuran yang digunakan adalah 0,98533 N sedangkan kadar bikarbonat sebesar 0,5762 N.

2.      Saran

a.       Praktikan diharapkan lebih hati-hati ketika melakukan percobaan ini, terkhusus pada titrasi agar kesalahan yang terjadi pada percobaan ketiga tidak terjadi lagi.

b.      Diharapkan asisten lebih mengawasi jalannya praktikum.

 

J.     Diskusi

Pada percobaan ketiga tidak tercapai titik ekivalen. Mungkin dikarenakan larutan BaCl2 yang diteteskan pada larutan sampel berlebih sehingga pada saat melakukan titrasi, tidak terjadi titik ekivalen hingga volume titrasi mencapai 50mL.

07 Oktober 2021

Literatur Kimia Primer dan Sekunder

Posted by Kayuya on 07.29.00 with No comments

 Literatur Kimia Primerdan Sekunder

        Bahan rujukan umum atau reference source disebut juga koleksi referensi. Dalam American Library Assocation Glossary of Library Terms disebutkan disebutkan dua definisi untuk bahan rujukan, yaitu : (a) sebuah buku yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber menemukan informasi tertentu dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan ; dan (b) sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung perpustakaan.

Sementara itu dalam Harrod’s Librarians Glossary memberikan pengertian sebagai berikut : (a) buku rujukan adalah buku-buku yang di susun untuk memberikan informasi seperti kamus, ensiklopedia, kamus ilmu bumi, buku tahunan, buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak. Kesemuanya disusun guna memberikan informasi tertentu dan lebih dimaksudkan sebagai sekedar sumber acuan dari pada untuk dibaca secara keseluruhan ; (b) buku rujukan adalah buku yang disimpan unuk dijadikan sumber informasi yang digunakan di dalam gedung perpustakaan saja.

Irawati Singarimbun menambahkan bahwa fakta-fakta dalam bahan rujukan dikumpulkan dari berbagai sumber dengan susunan khusus sehingga dapat digunakan dengan mudah dan cepat. Kemudian dia mengelompokkan bahan rujukan umum menjadi dua jenis, yaitu : (a) jenis bahan rujukan yang memberikan informasi langsung seperti ensiklopedi, kamus, direktori, alamak, sumber biografi, sumber geografi atau peta, buku statistik, sedangkan (b) jenis bahan rujukan yang memberikan petunjuk kepada suatu sumber informasi seperti katalog, bibliografi, indeks, dan abstrak. Bagian ini disebut dengan istilah sarana bibliografi.

Sarana bibliografi atau bibliographic tools adalah alat atau sarana untuk menemukan bibliografi. Bibliografi adalah semua daftar terbitan, baik yang tercetak atau yang terekam. Semua karya tulis secara konseptual dimaksudkan untuk dibaca oleh orang lain. Kumpulan dari karya tulis yang terbaca tersebut dapat membentuk akumulasi suatu pengetahuan. Karena itu, semakin banyak karya tulis yag terbaca, akan semakin kuat pula akumulasi pengetahuan itu. Pengetahuan itupun semakin tersebar sejalan dengan tersebarnya karya tulis.

Sarana bibliografi berusaha untuk mencatat semua bahan pustaka yang pernah diterbitkan. Di manapun penerbitan dilakukan, dalam bentuk apapun diterbitkan, hendaknya ada catatan tertulis mengenai sesuatu karya yang pernah diterbitkan. Seorang yang bekerja dalam bidang bibliografi akan berkutat dengan berbagai jenis terbitan dan tidak boleh membedakan kapan bahan pustaka itu diterbitkan.

Ada sarana bibliografi yang mencatat bahan-bahan pustaka kuno, sebaliknya ada pula sarana bibliografi yang hanya mencatat bahan-bahan pustaka yang baru diterbitkan. Ada pula pembatasan bibliografi berdasarkan wilayah atau daerah dan ada pula bibliografi yang membatasi pada tahun terbit.

 

A.     Jenis-jenis Koleksi Primer

 

1.      Ensiklopedi

Ensiklopedi dapat didefinisikan sebagai: “Sebuah karya ilmiah berisi informasi yang sangat luas, dalam berbagai bidang pengetahuan, dan biasanya disusun secara  alphabetis subyek atau nama”. Istilah “sangat luas” bukan berarti semuanya. Istilah  tersebut hanyalah menggambarkan sebagai sesuatu yang sangat luar biasa, seperti dengan istilah yang digunakan oleh Diderot, bahwa sebuah ensiklopedi memiliki nilai yang bersifat mistisius. Bukan mistik yang berarti tidak nyata, namun mendekati itu karena sangat luar biasa.

Setiap ensiklopedi yang diterbitkan, biasanya menguraikan banyak artikel secara detail, seringkali pula disertai daftar bacaan pada setiap bagian atau sub-bagiannya; ada uraian singkat dan ada uraian yang panjang disertai informasi tentang berbagai data seperti tanggal lahir dan kematian para ilmuwan terkenal, lokasi geografis dan peristiwa-peristiwa bersejarah. Cakupan ini menyebabkan ensiklopedi sangat ideal untuk dikatakan sebagai bahan rujukan. Dan ensiklopedi yang besar seringkali menjadi tumpuan pustakawan untuk memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai perpustakaan ataupun pencari informasi lainnya.

Bahan pustaka yang tertulis pada bagian bawah artikel membantu pembaca untuk dapat menemukan informasi tambahan yang diperlukan untuk memperkaya wawasan keilmuan atau khazanah keilmuan, ataupun untuk memperoleh penjelasan yang dianggap kurang komplit ketika membaca artikel yang ada dalam sebuah ensiklopedi. Artikel dalam ensiklopedi merupakan sebuah rangkuman dari konsep  yang sangat panjang, bukan hanya sekedar sebuah potongan atau bagian dari konsep tersebut. 

Hugh Kenner secara cerdik meringkas isi dan tujuan ensiklopedi sebagai berikut: “Ensiklopedi membuat kita seperti melompat dari suatu masa yang sangat panjang, dan ensiklopedi merupakan suatu yang tak mungkin ditulis hanya oleh seseorang, dan setiap orang hendaknya membacanya”.

Bukannya tidak mungkin terjadi kritikan terhadap sebuah ensiklopedi. Jika ini ada mungkin disebabkan karena penyusunan sebuah ensiklopedi memerlukan waktu yang cukup lama sehingga begitu selesai penyusunannya, mungkin pengetahuan yang dicakupnya sudah bergerak maju dan berkembang, sehingga apa yang diuraikan dalam ensiklopedi dapat dikatakan ketinggalan.

Saat ini berbagai ensiklopedi disusun dengan bebagai tujuan pula. Tetapi intinya adalah untuk mengumpulkan dan mengorganisir pengetahuan yang tersebar di berbagai belahan dunia, atau untuk memenuhi kebutuhan informasi para pembaca. Hampir semua bidang pengetahuan dan informasi dikupas, dirinci dan dijelaskan melalui berbagai artikel yang disusun secara detail dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat.

Berdasarkan cakupannya ensiklopedi bisa dibedakan menjadi:

-          Ensiklopedi umum, yang tidak mambatasi cakupannya pada subyek tertentu. Contoh:

Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Ichtisar, 1983-.;

Encyclopedia Americana. New York: Grolier, 1986. 30 jilid.

-          Ensiklopedi khusus, yang membatasi cakupannya pada bidang atau subyek tertentu. Contoh:

Ensklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993. 5 jilid;

Ensiklopedi Ijmak: Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986;

Syekh Imam Syihabuddin Abi Abdillah Yaquut bin Abdullah al-Hamawiy arRuumiy al-Baghdadiy. Mu’jam Al-Udaba’. Beirut: Dar Ihya’  atTuraats al-Arabiyyi. 1936. (c18) jilid. 

 

2.      Kamus

Kamus berisi daftar kata dasar suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda baca, fungsi, asal-usul atau sejarah kata,arti, sinonim, antonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata. Ada kamus yang memuat semua keterangan tersebut secra lengkap, dan ada kamus yang hanya memuat beberapa bagian saja. Istilah lain dari kamus adalah; daftar kata/istilah, takarir, glosari, leksikon, dan mu’jam. Menurut isinya, kamus dibedakan menjadi:

-          Kamus umum

Contoh:

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990; 

Abi al-Fadhal Jamaluddin Muhammad bin Mukrim ibn Mandhur al-Afriqiy al-Mishriy. Lisan al-Arab. Beirut: Dar al-Fikr, 1997. 15 jilid.

-          Kamus khusus

Contoh:

DR. Abdush-Shobur Marzuq. Al-Mu’jam al-A’lam wal-maudhu’at fi alQur’an al-Karim. Beirut: Dar al-Syuruq. 1995. 3 jilid

Samih ‘Athifuzzain. Mu’jam al-Amtsal fi al-Qur’an al-Karim. Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriy. 2000.

-          Kamus subjek

Contoh:

Ahmad Abthoni IKM. Kamus Lengkap Teknik (Inggris – Indonesia). Surabaya: Gitamedia, 1998.

Kamus Lengkap Dunia Komputer. Yoygakarta: Andi, 2002

Menurut jumlah bahasa yang digunakan, maka kamus dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

-          Kamus ekabahasa

Contoh:

Al-Munjid. Beirut: Dar al-Fikr Samih ‘Athifuzzain. Mu’jam Tafsir mufradat alfadh al-Qur’an al-Karim. Beirut: Dar al-Kutub al-Libanoniy. 2000

-          Kamus dwibahasa

Contoh:

Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir Kamus Arab – Indonesia. Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir. 1984.

John M. Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1990.

M. Mansoeor. English – Arabic Dictionary of Political, Diplomatic and Conference Terms. New York: McGraw-Hill. 1961.

-          Kamus aneka bahasa atau kamus poligot, yaitu kamus yang istilah-istilahnya dijelaskan dengan berbagai bahasa.

Contoh:

Sugiarto. dkk. Kamus Indonesia – Daerah: Jawa, Bali, Sunda, Madura. Jakarta: Gramedia, 2001.

 

3.      Almanak dan Buku Tahunan

Almanak adalah buku yang memuat informasi tentang data atau statistik yang berkaitan dengan negara, kejadian, pejabat, subjek dan kehidupannya. Banyak almanak subyek yang diterbitkan secara tahunan atau tengah tahunan, yang kadang-kadang disebut dengan Yearbook atau Annuals atau buku tahunan. Biasanya almanak memiliki bahasan yang lebih umum dibanding dengan buku tahunan.

Ada almanak yang disusun secara kronologis, berdasarkan waktu yang umumnya memuat informasi mengenai ramalan-ramalan cuaca, data statistik organisasi atau lembaga, dan catatan-catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang nyata dan bersifat mutakhir. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain;

The Hammond Almanac, The People’s Almanac, The Reader’s Digest Almanac and yearbook, Whitaker’s Almanac, The World Almanac and book of facts, The Guinness book of world records terbitan Bantam books di New York, berisi hal-hal yang bersifat paling. Seperti paling besar dan paling kecil, paling tinggi dan paling rendah, paling panjang dan paling pendek, dsb. Dari berbagai almanak tersebut yang paling banyak digunakan adalah The World Almanac and book of facts, kemudian Information Please Almanac, dan kemudian Whitaker’s Almanac.

Buku tahunan adalah bahan rujukan yang memuat informasi mengenai catatan  kejadian, perkembangan suatu masalah atau subjek dalam satu tahun terakhir. Buku ini banyak digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan. 

Ada buku tahunan yang cakupannya sangat luas dan umum, yang bertujuan untuk memberikan informasi mutakhir yang dimuat oleh ensiklopedi. Jenis ini sering disebut dengan suplemen ensiklopedi. Dan ada pula buku tahunan yang membatasi muatannya pada informasi dan fakta yang berkembang dan terjadi dalam kurun waktu satu tahun, membatasi subjeknya, atau tempat kejadiannya. Buku tahunan sangat berguna untuk penelitian sejarah karena disajikan secara lengkap dan diterbitkan segera setelah terjadi suatu peristiwa tertentu.

Buku yang berjudul Fact on file yearbook, The annual register of world events masuk dalam kategori buku tahunan umum. Buku jenis ini juga dapat menjadi bahan rujukan cepat. Kedua buku tersebut sering digunakan untuk meneliti data, peristiwa, dan orang-orang terkenal dalam tahun penerbitannya. Fact on file yearbook merupakan kumpulan data dari Fact on file yang tebit secara mingguan.

Di Indonesia kita mengenal adanya Almanak Polri yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara RI. Almanak ini berisi informasi mengenai kejadian, peningkatan kedisiplinan dan kinerja yang berkaitan dengan Polri dalam menjalankan tugasnya dan pengabdiannya kepada masyarakat. Juga buku Rekaman Peristiwa yang diterbikan oleh penerbit Sinar Harapan. Buku ini berisi peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia yang sebelumnya telah dimuat dalam harian Sinar Harapan yang sekarang berubah nama menjadi Suara Pembaharuan. 

 

4.      Buku pegangan dan manual

Antara buku pegangan dan manual sulit untuk dibedakan, keduanya seringkali  dianggap sebagai sinonim, atau karena kesulitan untuk memberikan difinisi sehingga keduanya disebut kompendium.

Buku pegangan (handbook) berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi  suatu masalah secara mendasar. Buku ini banyak memuat keterangan dan informasi yang berupa tabel-tabel, simbol, formula dan istilah yang berkaitan dengan suatu subjek yang dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku pegangan dan manual adalah sebagai bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau cabang pengetahuan. Penekanannya lebih berat pada keberadaan pengetahuan dibanding perkembangan baru. Buku pegangan ilmiah didukung oleh batang tubuh pengetahuan pada subjek yang berkaitan. Contoh buku kelompok ini adalah: 

Contoh:

Endang Prahastuti. Petunjuk Teknis Praktikum Matakuliah Modiste FPTK. Universitas Negeri Malang. Malang: UM, 1999.

Robert. C. Rosaler. ed.  Standard Handbook of Plant Engineering, New York: McGraw-Hill, 2002. 

 

5.      Biografi

The Concise Oxford Dictionary dengan ringkas memberikan definisi biografi sebagai penulisan tentang kehidupan seseorang. Lebih lengkap lagi biografi dapat dijelaskan sebagai penulisan kehidupan seseorang yang diperoleh dari ingatan, dari bahan tertulis atau secara lisan.

Sementara itu Harold Nicolson memberikan definisi yang dapat diterapkan bagi karya rujukan; biografi dapat menjadi bahan “sejarah”, dalam pandangan ini biografi harus disusun dengan teliti dan mampu menggambarkan seseorang dalam hubungannya dengan situasi yang ada saat oang itu hidup. Biografi harus menggambarkan seseorang atau individu, semua karakter kemanusiaan yang dimiliki, tidak hanya menyajikan kebaikannya saja tetapi juga kejelekannya. Biografi hendaknya ditulis dalam bahasa yang baik dan dengan gaya tuturan yang  menyentuh perasaan.

Tujuan penulisan biografi menurut Sir Sydney Lee, editor dari Dictionary of National Biography, adalah untuk menguraikan kehidupan pribadi seseorang yang dihormati atau yang dapat diteladani. Karena itu biografi yang ideal dapat mengungkapkan berbagai kejadian yang dialami seseorang secara langsung atau tidak langsung. Demikian juga dengan sisi-sisi kepribadiannya dan hasil-hasil yang dicapainya dalam kehidupannya.

Biografi hendaknya disusun secara obyektif, tepat dan seimbang. Virginia Wolf, seorang penulis biografi terkenal menyatakan bahwa pada dasarnya penulis biografi menulis dan memilih serta mengorganisir informasi yang diperolehnya kemudian menguraikannya dengan sedemikian rupa sehingga terasa hidup.

Ada dua daya tarik biografi bagi pengguna, yaitu untuk memenuhi rasa ingin tahu kita terhadap pribadi seseorang dan untuk mendapatkan pengetahuan secara riil melalui orang lain. Dengan kata lain untuk mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi melalui pengalaman orang lain.

Ditinjau dari segi cakupan isinya, maka sumber biografi bisa dibagi menjadi: • sumber biografi umum universal seperti World Biography. New York, 1948-; 

-          sumber biografi umum nasional seperti Apa dan Siapa: sejumlah orang Indonesia 1983-1984. Jakarta, Grafiti Pres, 1984:

-          sumber biografi khusus seperti: Hart. Michael. Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya, 1983. Buku ini mendaftar seratus tokoh besar yang pemikiran, kegiatan, langkah-langkah atau ajarannya sangat berpengaruh bagi umat manusia di seluruh dunia.. Pada urutan pertama diletakkan nama Nabi Muhammad saw.

Sumber biografi perseorangan yang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Otobiografi seperti karya A.H. Nasution. Memenuhi panggilan tugas. 8 jilid. Jakarta: Gunung Agung;

Biografi seperti karya Adams, Cindy. Bung Karno: Penyambung lidah rakyat Indonesia. Jakarta: Masagung, 1988.

 

 

B.    Jenis-jenis Biografi Sekunder

 

1.      Bibliografi

Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang atau subyek tertentu, di mana hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku tersebut tidak dibatasi pada satu perpustakaan tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurud abjad pengarang atau kronologis atau subyek. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi dan disebut dengan bibliografi beranotasi.

Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan pustaka lain sesuai dengan keperluannya.

Contoh Perpustakaan Nasional RI. Bibliografi Nasional Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Adwityani S. Bibliografi Beranotasi tahun 1997-2002: Buku Bacaan Umum/Dewasa dan Remaja. Jakarta: Yayasan Buku Utama, 2004. 

 

2.      Katalog

Katalog dalam istilah perpustakaan adalah sarana yang mendaftar seluruh koleksi perpustakaan. Dalam hal ini katalog dapat dibedakan menjadi:

-          Katalog Perpustakaan, yaitu daftar buku atau koleksi yang dimiliki oleh suatu Perpustakaan tertentu.

Contoh: Katalog Perpustakaan Pondok Pesantren Al-Hikam Callimachus. Penakes.

Jerome Samuel. Katalog Beranotasi Ensiklopedi, Kamus, dan Daftar Istilah Bahasa Indonesia (1741-1995). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001

-          Katalog Induk, daftar buku atau koleksi yang tidak terbatas pada satu perpustakaan saja. Sudah tentu dalam katalog semacam ini ada penunjukan terhadap keberadaan koleksinya. Contoh:

Tabulas Septe Custodiarum Super Bibliam di Inggris tahun 1300.

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschap di Indonesia tahun 1850

Katalog Induk Disertasi Indonesia. Jakarta: PDII-LIPI. 

 

3.      Indeks

Indeks adalah sarana fisik yang mengacu ke bagian koleksi dokumen yang secara potensial relevan dengan permintaan informasi. Ada indeks yang menyatu dengan sebuah buku dan ada indeks yang terpisah dengan bahan pustaka yang diindeksnya. Indeks bisa dikelompokkan menjadi:

-          Indeks buku, berisi daftar kata-kata penting disertai nomor yang mengacu ke bagian koleksi dokumen. Indeks jenis ini biasanya terletak pada bagian akhir sebuah buku.

-          Buku indeks, merupakan sebuah buku yang berdiri sendiri bisa terdiri dari satu jilid atau lebih berisi daftar kata-kata diserta dengan nomor yang mengacu kepada bagian atau halaman sebuah buku atau sekumpulan buku.

Contoh: Akasah, Badaruttamam. Index Al-Qur’an (Index Tafsir Al-Qur’an). Bandung: Badar, 1972.

Mohammad Fuad Abdul Baqi. Al-Mu’jam al-Mufahras li-alfadhi alQur’an al-Karim. Bandung: Angkasa.

A.J. Wensinck. Concordance et Indices de la Tradition Musulmane: les six livres, le Musnad D’al-Darimi, le Muwatta’ de Malik, le Musnad de Ahmad ibn Hanbal / Al-Mu’jam al-Mufahras li-alfadhi al-Hadits an-Nabawi: ‘an al-Kutub as-Sittah wa’an Musnad adDarimi wa Muwaththo’ Malik wa Musnad Ahmad bin Hanbal. Leiden: E.J. Brill, 1936. 8 jilid.

-          Majalah indeks, merupakan terbitan berseri dengan kala terbit teratur yang berisi senarai artikel yang dimuat dalam majalah primer.

Contoh: Indeks Majalah Ilmiah Indonesia, Jakarta PDII-LIPI, 1959- Terbit dua tahun sekali.

Index Medicus Including Bibliography of Medical Review. Bethesda, Maryland: National Library of Medicine, 1960-.

Library Literature. New York: The H.W. Wilson Company, 1921-  Dua bulanan, dengan kumulasi tahunan dan tiga tahunan. Library Literature, mencakup sekitar 220 judul majalah, sekitar 140 dari antaranya merupakan majalah terbitan Amerika, sedangkan majalah nonbahasa Inggris yang dicakupnya berkisar 12-15% namun tidak meliput majalah kepustakawanan terbitan Indonesia. Library Literature, tidak bersifat selektif artinya mencakup semua yang diterbitkan dalam majalah Perpustakaan, betapapun pendeknya artikel yang dicakup, berita, serta timbangan buku, dan nota. 

 

4.      Abstrak

Yang dimaksud dengan abstrak disini adalah majalah abstrak, yaitu terbitan berseri dengan frekuensi teratur yang berisi sari karangan atau abstrak dari artikel penting dalam subyek tertentu yang terbit dalam majalah primer. Dapat juga abstrak ini berasal dari sari karangan monograf berisi hasil penelitian, laporan penelitian, paten, serta sumber primer lain dalam bidang tertentu.

Majalah abstrak berfungsi juga sebagai indeks sehingga dapat digunakan sebagai sarana temu balik informasi serta memberikan gambaran singkat mengenai penelitian yang sedang berlangsung.

Tujuan utama abstrak ada dua, yaitu:

-          Menghemat waktu pemakai dengan cara memeriksa abstrak serta memeriksa apakah artikel yang dibuatkan abstrak tersebut bermanfaat atau tidak bagi pemakai;

-          Membantu melakukan penelusuran retrospektif tanpa melihat artikel sesungguhnya. Dalam hal ini dapat dikatakan 48% peneliti menggunakan abstrak sebagai pengganti artikel sebenarnya.

Contoh: Kumpulan Abstrak Tesis – Disertasi Universitas Negeri Malang. Malang PPS-UM, 2006

Library and Information Science Abstracts (LISA). London: Library Association, 1950-. Cakupan majalah ini sangat luas meliputi ilmu informasi dan kepustakawanan. LISA bersifat internasional dalam arti mengabstrak majalah terbitan 100 negara dalam 20 bahasa.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dhiman, Anil K. and Sinha, Suresh C. 2002. Academic Libraries. New Delhi: Ess Ess Publications.

Katz, William A. 1982. Introduction to reference work, vol.1 Basic information sources. 4th edition. New York: McGrawHill.

Lembaga Perberdayaan Perpustakaan dan Informasi (LpPI). 2001. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta: FKBA. 

Mustafa, Badollahi dan Abdul Rahman Saleh. 1994. Bahan rujukan umum. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sinha, Suresh C. and  Dhiman, Anil K.. 2002. Special Libraries: Research & Technical Libraries. New Delhi: Ess Ess Publications. 

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Trimo, Soejono. 1997. Buku Panduan untuk Matakuliah Reference Work dan Bibliography dengan Sistem Modular. Jakrata: Bumi Aksara.