20 April 2017

Ibu, Aku Rindu

Posted by Kayuya on 21.42.00 with No comments

Ibu, Aku Rindu
Oleh : Kayuya


picture by: http://www.nu.or.id/


Selamat malam teman. 😊

Ada yang sedang dalam perantauan? Entah itu sedang menuntut ilmu atau sedang mengadu nasib di negeri orang. Apa saja itu yang jelas sedang jauh dari keluarga dan kerabat.

Untuk yang sedang jauh dari keluarga, terlebih orang tua, pasti seringkali terbesit rasa rindu di hati kepada orang tua bukan? Untuk yang sedang menuntut ilmu pasti waktu libur panjang sangat di nantikan, begitu juga yang bekerja.

Apa sih yang biasa kalian lakukan teman saat rasa rindu kepada Bapak/Ibu sudah tidak tertahan lagi. Menurut riset kecil-kecilan yang saya lakukan, yang paling pertama dilakukan adalah menelpon mereka bukan. Tapi untuk para Mahasiswa yang hidupnya masih ditanggung oleh orang tua, biasanya mendapat respon lain loh kalau menelpon orang tuanya. seperti yang sering dialami oleh salah seorang teman saya ini nih.

Dia memang sangat jarang menghubungi orang tuanya, dia hanya menunggu orang tuanya menghubunginya terlebih dahulu. Dan hingga suatu saat orang tuanta tak kunjung menelpon, akhirnya dia memutuskan untuk menelpon duluan. Ketika diangkat respon orang tuanya mengherankan. Kata orang tuanya begini nih: Achm. "Kenapa nak? tumben menelpon? Uang kiriman Mama sudah habis ya?" 😅😅😅😅

Kalau dapat respon seperti itu, rasanya gimana ya?

Tapi dari situlah saya belajar. Orang tua juga ingin kita menelpon mereka duluan. Berbicara dengan kita dalam waktu yang lama. Maka dari itu teman, jangan malas ya hubungi orang tua kalian. Sebenarnya mereka sangat rindu terhadap kita, bahkan setiap hari mereka selalu merindukan kita, tapi mereka takut mengganggu kita.

Untuk teman-teman yang sedang di perantauan, sering-sering ya hubungin orang tua kalian, jangan hubungin pacar atau gebetan mulu. Sekali-kali ungakapkan rasa cinta kalian terhadapa mereka. Karena walau pun kita merasa kita sudah mandiri, tapi orang tua kita selalu menganggap kita adalah bayi kecilnya.
.
Sudahkah kalian menelpin orang tua kalian hari ini?

11 April 2017

Kesan Pertama

Posted by Kayuya on 21.18.00 with No comments

Kesan Pertama
Karya : Kayuya

picture by https://1t4juwita.files.wordpress.com/

GADIS cupu...!!!
Datang dari sebuah desa ke kota untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Cita-citanya sederhana, ingin menjadi seorang guru agar bisa mencerdaskan anak-anak indonesia. Dengan tekat kuat ia tapakkan kaki di Jakarta. Hiruk pikuk aroma kesibukkan dirasakannya saat telah turun dari bis. Senyum manis terukir dibibirnya.
Rok merah panjang hingga tumit, dipadu atasan lengan panjang warna merah pula adalah pakaian yang ia pakai saat pertama kali memijaki bumi Jakarta. Tas jinjing yang besarnya tidak seberapa menjadi bekal awalnya untuk hidup di ibu kota. Beberapa pasang pakaian dan sejumlah uangnya ia simpan dalam tas jinjing itu, serta tidak lupa ijasah dan beberapa berkas penting untuk mendaftar keperguruan tinggi ada dalam tas itu. Sebuah kertas kecil ditangannya bertuliskan alamat rumah yang akan ia tempati selama tinggal di perantauan.
Asap kendaraan, macet, pengamen jalanan berkeliaran dilampu merah, dan pedagang asongan. Itulah kesan pertamanya saat tiba di ibu kota.
“Fani” teriak seorang gadis cantik berpenampilan modis. Gadis itu melambaikan tangan pada saat mereka saling berpapasan. Wajah si gadis cupu berubah sumringah. Ia berjalan mendekati si gadis cupu.
“Mbak Panya! Ya ampun, mbak iki wes makin ayu, yo?” senyum lebar terukir di wajah gadis cupu itu sehingga menampilkan deretan gigi putihnya.
“Eh, nama aku Fanya, bukannya Panya” gerutuh sigadis modis.
“Maap mbak, sayakan nda bisa bilang `ep`”.
“Hmmm, terserahlah. Pulang, yuk” gadis modis yang bernama Fanya itu mengandeng tangan Fani dan berjalan kesebuah halte bus yang tidak jauh dari terminal.
Halte itu tampak sepi. Hanya ada seorang pedagang asongan yang duduk di samping halte sambil mengibas-ngibaskan topi ke wajahnya. Dia sangat kelelahan karna habis berkeliling menjajakan barang dagangannya. Hal itu tampak jelas dengan keringat yang bercucuran membanjiri keningnya.
            Hujan seketika turun mengguyur bumi Jakarta. Begitulah suasana kota Jakarta, kadang panas dan terkadang pula hujan. Tapi kalau tidak begitu bukan Jakarta namanya. Jakarta memiliki keindahan tersendiri dibalik segala permasalahan yang dimilik. Hanya saja, keindahan itu tak nampak oleh mata, tapi hanya bisa dirasakan oleh hati.
            Malam dikota Jakarta sangat ramai oleh kendaraan mau pun orang-orang berlalu lalang. Tapi sayang, ramainya jalan tak sama dengan langit malamnya. Sepi, tanpa bintang yang menghiasi. Tidak seperti ketika di kampung, langitnya selalu ramai dengan bintang-bintang yang bertaburan, sangat indah.

            Hm, Jakarta. Kota padat yang sibuk, dan selalu sibuk. Tak peduli malam atau siang, tetap saja sibuk. Tapi itulah kesan pertama  saat tiba di Jakarta.

END

Gunda

Posted by Kayuya on 19.53.00 with No comments

Gunda
Karya : Kayuya

picture by http://www.voa-islam.com/

Ada kalanya hati ini bertanya, pada siapakah ia akan berlabu?
Mungkinkah untuk selamanya pada orang yang tepat?
Atau…

Ah, sudahlah.
Manusia hanya perlu berusaha dan berdoa.
Karena tak ada kuasa di atas kuasa Allah.

Yakinkan dirimu wahai ukhti.
Rencana Allah lebik baik.


Makassar, 11 april 2017