Wisata Bahari Mengedukasi“Taman Purbakala Batu Pake Gojeng”
Pernahkah anda mendengar nama kota Sinjai? Jika
anda berada di luar Sulawesi pasti baru mendengar nama daerah yang satu ini.
Sinjai merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi Selatan,
berjarak kira-kira 220 km dari kota Makassar. Jika kamu mencari letaknya dalam
peta, maka kamu akan menemukannya di bagian timur pantai Provinsi Sulawesi
Selatan.
Sinjai menempati posisi yang strategis yakni berada pada kawasan
pantai dan pegunungan sehingga kaya akan potensi destinasi wisata yang tentunya
akan memukau mata para pelancong, salah satunya adalah Taman Purbakala Batu
Pake Gojeng yang akan saya kulik keindahannya pada kesempatan kali ini.
Masyarakat sinjai tentunya sudah tidak asing
lagi dengan destinasi wisata yang satu ini. Taman ini terkenal dengan kuburan
batu purbakala dimana jasad para Raja Batu Pake Gojeng dan keluarganya disemayamkan. Tidak hanya itu, ketika
dilakukan penggalian penyelamatan (Rescue Excavation) di tahun 1982 pada
kawasan tersebut ditemukan berbagai jenis benda cagar budaya (CBC) seperti
keramik dan pecahan-pecahannya, tembikar, sejumlah kecil fragment keramik blue
underglass serta gigi buvidae yang diperkirakan dari zaman Dinasti
Ming yang sekarang telah disimpan di Balai Purbakala Makassar, serta fosil kayu
dan peti mayat . Letak Taman Purbakala Batu Pake Gojeng sendiri berada
disebelah selatan kota sinjai, tapatnya di Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai
Utara kabupaten Sinjai.
Kerajaan Batu Pake Gojeng pada mulanya berasal
dari kelompok masyarakat yang berlokasi di daerah Gojeng yang kemudian tumbuh
dan berkembang pada masa sebelum Islam memasuki daerah Sinjai. Konon
Taman Purbakala Batu Pake Gojeng ini merupakan tempat pelaksanaan ritual-ritual
kerajaan di Sinjai sehingga menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan
hingga saat ini, salah satunya yang paling terkenal adalah jumlah anak yang
katanya sering berubah-ubah setiap tahunnya dan Makam tanpa nama.
Sekilas Makam tanpa nama ini terlihat biasa
saja, bentuknya hampir sama dengan makam-makam pada umumnya ya. Tapi yang
membuatnya unik adalah karena makam tersebut terletak didalam komplek
Makam-makam tua yang sudah mulai rusak lebih tepatnya di sudut sebelah timur disamping Amphiteather (Panggung
Pertunjukan). Sampai saat ini Makam tersebut masih tanpa nama sehingga banyak
wisatawan yang bertanya-tanya siapa kiranya yang dikubur di dalam sana.
Secara umum ketinggian wilayah daerah Sinjai dan
sekitarnya adalah sekitar 59 hingga 96 meter diatas permukaan laut. Sementara
Gojeng sendiri berada pada ketinggian 125 meter diatas permukaan laut sehingga
dari atas sana kita dapat menyaksikan keindahan kota Sinjai secara keseluruhan.
Jika anda sudah berada diatas sana, dijamin mata Anda akan dimanjakan oleh
pemandangan kota Sinjai yang begitu menakjubkan. Di puncaknya sendiri terdapat
batu yang bertengger dengan kokoh disisi bukit yang curam, dan batu bertengger
itulah yang disebut Batu Pake. Dinamai Batu Pake karena bentuk batu yang
dipahat menyerupai sebuah meja besar yang dikelilingi batu-batu kecil seperti
tempat duduk. Batu Pake sendiri dalam bahasa bugis berarti “batu yang dipahat”
atau dengan nama latin dikenal dengan nama sarchophagus. Puncak
Taman Purbakala Batu Pake Gojeng dulunya juga sempat menjadi Benteng
pengintaian dan markas pertahanan pada masa penjajahan Jepang guna memudahkan
tentara Jepang mengawasi kapal laut yang melintasi Teluk Bone maupun pesawat
terbang milik tentara sekutu.
Taman Purbakala juga memiliki nilai Prasejarah,
salah satu bukti nyata yakni ditemukannya batu berlubang yang memiliki diameter
berkisar antara 25cm, 40cm, dan 50cm dengan kedalaman 35-60cm. Peninggalan
lainnya yakni adanya Menhir-menhir kecil yang berukuran tinggi mencapai 12-47cm,
dan lebar antara 20-23cm. Sedangkan peninggalan megalitik yang paling
fenomenal yakni adanya bongkahan alami yang memiliki ukuran yang bervariasi.
Masyaraka sekitar percaya bahwa batu berpahat persegi yang merupakan titik
pusat dari variasi batu berpahat lainnya adalah bekas Makam dari Raja-raja
keturunan Raja Batu Pake Gojeng yang pertama.
Hingga kini ada sebuah mitos yang berkembang di
masyarakat tentang puncak Batu Pake Gojeng. Konon ceritanya dahulu ada seorang
pemuda yang berjanji kepada kekasihnya untuk datang melamar 40 hari kemudian,
namun setelah 40 hari berlalu pemuda tersebut tak kunjung datang. Kekasihnya
pun sangat kecewa dan akhirnya ia bersumpah di Puncak Gojeng bahwa:
“Siapapun yang memadu kasih di sini maka
hubungannya tidak akan pernah langgeng.”
Nah karena cerita itulah masyarakat pun percaya
bahwa setiap pengunjung yang datang dengan pasangannya untuk memadu kasih di
puncak bukit Gojeng maka sepulang dari sana hubungan mereka pun akan retak dan
ada-ada saja penyebabnya. Dan ada pula mitos yang berkembang bahwa siapa yang
melakukan PDKT di Bukit Gojeng dan cintanya diterima maka hubungan mereka akan
langgeng. Aneh kan sob?
Beberapa orang ada yang mempercayai kedua mitos
tersebut karena pernah mengalaminya sendiri. Dan jujur ya, saya sendiri sedikit
mempercayai mitos tersebut karena Kakak sepupu dari salah seorang sahabat saya
juga sudah pernah membuktikannya, kejadiannya juga sudah lama berlalu. Jadi
ceritanya kakak sepupu sahabat saya ini sedang berkunjung ke Sinjai karena dia
bekerja di Makassar, sore hari ia dan kekasihnya yang orang juga Sinjai pergi
memadu kasih ke Bukit Gojeng (Istilah
kerennya kencan). Saat perjalanan pulang mereka memperdebatkan hal sepele,
dan perdebatan itu berlanjut hingga dirumah. Dan malam harinya karena pertikaian
kecil itu pun mereka Putus. Dengan adanya cerita tersebut menjadikan destinasi
wisata ini memiliki daya tarik tersendiri, sehingga banyak orang yang penasaran
dan ingin membuktikannya sendiri.
Tapi kembali lagi ya sob, jodoh kita sudah
diatur oleh yang maha kuasa. Ngomong-ngomong soal jodoh saya jadi ingat satu
ayat dalam Al-Qur’an yang artinya “Segala sesuatu kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” QS.[51]:49.
Nah tuh, jelaskan? Jadi nggak usah takut jika kamu tidak dapat pendamping hidup
karena Allah sudah menjamin jodoh kita tidak akan tertukar. Dari pada pacaran
menambah dosa mending memperbaiki diri. Bukankah Allah juga sudah mengingatkan
kita untuk senantiasa memperbiki diri? Ada loh didalam Al-Qur’an surah An-Nuur
[24]:26 yang artinya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang
keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”
Eh,
tapi kok saya malah ceramah ya. Maaf ya sob. Piss. Oke kita lanjutkan ya.
Taman Purbakala Batu Pake Gojeng merupakan salah
satu bukti bahwa di sinjai pernah ada peradaban di zaman batu. Keren nggak tuh.
Sebagai masyarakat Sinjai yang besar di Sinjai (Yah, walau pun saya tidak
dilahirkan di Sinjai) saya mengaku bangga. Walau di luar sana banyak yang
mengatakan sinjai adalah kota mati, tidak ada hiburan. Jangan percaya sob.
Sinjai itu keren loh. Jika kamu berkunjung ke Sulawesi Selatan jangan lupa
jadikan Sinjai sebagai salah satu tempat tujuan wisata kamu ya, soalnya sayang
banget kalau sampai terlewatkan.
Sampai Jumpa di postingan saya berikutnya.
Jangan lupa di share ya supaya wawasan kita tentang Indonesia semakin bertambah
dan kita pun semakin bangga menjadi orang Indonesia. Dirgahayu RI yang ke 71.
Merdeka. Dari Sinjai untuk Indonesia. (DB)
Sinjai, 24 agustus 2016