29 Desember 2018

Media Pertumbuhan Mikroba

Posted by Kayuya on 16.46.00 with No comments

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA
Oleh : Kayuya




Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakituntuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.

A. MACAM-MACAM MEDIA


Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.

1. Berdasarkan Bentuknya

Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:

a. Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang. Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar per 1000ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang juga mikroalga.

b. Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.

c.Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.

2. Berdasarkan Komposisi/Susunannya

Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :

  1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
  2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton  10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
  3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.


Berdasarkan bentuk:

  1. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya. Pada saat sekarang 
  2. Media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman maupunm hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon untuk dimasukkan ke dalam biomassa.  Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami yang paling banyak dipergunakan adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus
  3. Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetis.
  4. Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri clostridium tersusun oleh: 
  • K2HPO4                : 0,5 g 
  • KH2PO4                : 0,5 g 
  • MgSO4.7H2O        : 0,1 g 
  • NaCl                     : 0,1 g 
  • FeSO4.7H2O         : 0,01 g 
  • MnSO4,7H2O        : 0,01 g 
  • CaCO3                   : seangin

Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi:

a. Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

b. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. 

c. Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

d. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. 

e. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.

f. Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.  

g. Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

h.  Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. 

B. JENIS-JENIS MEDIA

Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi:

  1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
  2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb. Dan media differensial merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
  3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya.
  4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja. Dan media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
  5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya media muller-kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.
  6. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya 
  7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
  8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
  9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
  10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.

27 Desember 2018

Hak Seorang Anak

Posted by Kayuya on 23.29.00 with No comments

HAK SEORANG ANAK
Oleh : Kayuya





Saya pernah mendengar cerita, ada seorang bapak mengadu kepada khalifah Umar Bin Khattab r.a tentang anaknya yang durhaka.

Khalifah Umar pun bertanya kepada si anak tersebut. Tetapi si anak berkata kepada Khalifah Umar bin Khattab ra. “Wahai Amirul Mu’minin, bukankah seorang anak memiliki hak atas ayahnya?” Tanya anak itu

“Benar,” jawan Khalifah Umar.

“Hak apakah itu, wahai Amirul Mu’minin?” Tanya anak itu lagi

“Mencarikan seorang ibu yang shalehah untuknya, memberikan nama yang bagus dan mengajarkannya Al-Qur’an,” jawab Khalifah Umar.

“Wahai Amirula Mu’minin, sesungguhnya ayahku tidak pernah mengerjakan satu pun dari hal-hal yang engkau sebutkan tadi. Ibuku adalah Majusi (penyembah api), dia memberiku satu nama yang buruk, dia juga tidak pernah mengajarkan Al-Qur’an walau satu huruf,” ungkap sang anak kepada Khalifah.

Lalu Khalifah Umar bin Khattab ra berpaling kepada ayah si anak tersebut dan berkata, “Engkau datang kepadaku mengadukan anakmu yang durhaka, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu, engkau telah berbuat keburukan kepadanya sebelum dia melakukan keburukan itu kepadamu.”

Kisah yang sangat menyentuh bukan?

Tidak bisa dimungkiri, sekarang pun masih banyak menganggap ini hal sepele dan kerap kali diabaikan. Banyak calon orang tua yang sebenarnya acuh, dan ketika si anak tumbuh jadi anak yang pembangkang pun mereka melimpahkan kepada si anak.

Didikan orang tua sangat penting disini. Sehingga muncul istilah "ANAKMU ADALAH KUALITAS DIRIMU".

Asal-usul Kehidupan

Posted by Kayuya on 22.55.00 with No comments

Asal-usul Kehidupan
Oleh : Kayuya



Banyak orang mengira hidup itu hanya sekali, hidup hanya di dunia saja. Setelah kehidupan dunia ini berakhir, maka berakhirlah segala-galanya. Ada pula beberapa orang berpendapat bahwa siklus hidup itu berulang. Setelah kita meninggal, roh akan bereinkarnasi lalu terlahir kembali ke dunia. Apakah betul demikian? Dari manakah teori ini bermula? Siapa pencetusnya?

Jika kita mau berpikir, maka akan muncul tiga pertanyaan yang telah mewakili semua pertanyaan mengenai kehidupan, yakni:
  1. Darimana kita berasal?
  2. Untuk apa kita dilahirkan kedunia ini?
  3. Dan setelah kita meninggal nanti, akan kemana kita?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu ada kriteria khusus agar jawaban tersebut bisa kita terima, kriteria tersebut adalah: 1) Memuaskan akal; 2) Sesuai dengan fitrah manusia, dan; 3) Menentramkan Jiwa. Setelah kita berhasil menjawab tiga pertanyaan diatas, maka kita akan menemukan tujuan hidup kita yang sesungguhnya.

Dari beberapa teman yang telah saya ajak berdiskusi tentang masalah ini, saya akhirnya dapat menyimpulkan bahwa di dunia ini ada tiga cara manusia menjawab pertanyaan mengenai asal-usul kehidupan.

  • Tipe A
Orang-orang tipe A cenderung mejawab berdasarkan teori asal mula manusia yang sering didapatkan di bangku sekolah. Misalnya teori Charles Darwin yang menyatakan manusia berasal dari monyet yang berevolusi menjadi manusia modern. Hal ini diperkuat penemuan fosil manusia purba. Pertanyaannya:
  1. Jika monyet berevolusi menjadi manusia, lantas mengapa monyet masih ada di zaman sekarang?
  2. Kapan proses evolusi terjadi?
  3. Mengapa proses evolusi terhenti?

Jika teori evolusi itu benar adanya, tentu di era sekarang masih ada makhluk hidup yang bisa berevolusi.

Mengapa teori Darwin ini sempat menjadi rujukan pembelajaran di sekolah-sekolah? Apakah karena ditemukan fosil-fosil hewan purba? Memangnya yakin kalau fosil yang ditemukan itu adalah fosil manusia purba? Bisa saja bukan fosil-fosil yang ditemukan itu adalah kumpulan tengkorak hewan dan manusia yang terkubur lalu disusun sedemikian rupa agar kita percaya bahwa asal-usul manusia memang berasal dari monyet.

Dalam satu hadist sahih disebutkan: 

Setiap (bagian tubuh) anak Adam pasti akan dimakan tanah, kecuali tulang ekor. Darinya ia telah diciptakan dan darinya ia akan disusun kembali
(HR. Muslim)

Menurut Wikipedia, tulang ekor adalah bagian paling ujung dari kolom tulang belakang pada primata tak berekor. Terdiri dari tiga sampai lima vertebra (vertebra koksigeal) terpisah atau menyatu di bawah sakrum. Ia tersambung dengan sakrum oleh sendi fibrocartilaginous, simfisis sakroksigeal, yang memungkinkan gerakan terbatas antara sakrum dan koksiks.

Tulang Ekor 
Dari prosesi pembakaran mayat oleh ummat Hindu di Indonesia, seharusnya kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa tulang-belulang manusia yang hidup dimasa lampau sudah tidak akan ditemukan lagi, karena tulang-tulang penyusun rangka manusia sebenarnya sudah hancur kecuali tulang ekor. Kenapa tulang ekor?

Dr. Othman Al-Djilani, seorang profesor bidang histology dan pathologi Sana’a University, melakukan penelitian bersama Syaikh Abdul Majid dalam rangka menguji tulang ekor. Pada Ramadhan 1423 H, mereka membakar tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit hingga warnanya berubah menjadi hitam pekat. Kemudian mereka membawa tulang tersebut ke Al-Olaki Laboratory, di Sana’a, Yaman untuk dianalisis. Hasil laboratorium menunjukkan sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh.

Nah, kalau seperti ini, fosil manusia purba yang selama ini kita temui itu fosil apa?

  • Tipe B
Orang-orang tipe B mengatakan kehidupan ada dengan sendirinya. Loh, kok bisa? Handphone saja memiliki asal-usul dan penciptanya, masa alam semesta dan isinya yang maha dahsyat ini tidak ada yang menciptakan? Kalau begitu, apa tujuan kelahiran dan kematian manusia? Mencari kebahagiaan dunia? Kalau hanya itu untuk apa ada kematian? Kenapa tidak hidup kekal saja untuk selama-lamanya?
Wah, benar-benar problem.

  • Tipe C
Orang-orang tipe C mengatakan kehidupan dan alam semesta beserta isinya ada yang menciptakan. Dan setelah kehidupan di dunia ini berakhir, maka ada alam lain yang menunggu kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya siapakah yang menciptakan kehidupan dan alam semesta beserta isinya? Dan alam apakah yang dimaksud oleh orang-orang tipe C ini?
Nah, dari ketiga tipe tersebut. Menurut anda manakah yang jawabannya bisa diterima oleh akal?


Bukti Adanya Pencipta

Untuk membuktikan adanya sang pencipta, mari kita membuka al-Qur’an (kitab suci ummat muslim). Dalam al-Qur’an surah Ali’ Imran ayat 190, yang artinya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”

Dalam ayat tersebut, jelas dikatakan bahwa dalam penciptaan apa-apa yang ada di langit dan bumi beserta keteraturannya, ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Apakah tanda-tanda yang dimaksud oleh ayat tersebut?

Mari kita lihat lagi surah Al-Ghasyiyah ayat 17-20, yang artinya:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”

Nah, dalam ayat diatas sudah jelas bukan contoh tanda-tanda adanya pencipta. Bagaimana unta diciptakan? Jika kita mengamati seluk beluk tubuh Unta, kita akan mendapatkan fakta bahwa bagian terkecil dari tubuh Unta adalah keajaiban. Unta dapat hidup di gurun pasir yang tandus dan gersang lagi panas tanpa makan dan minum. Punuk unta dapat menyimpan cadangan air sekitar 40 kilogram. Sistem pencernaan Unta telah di desain khusus untuk mencerna makanan yang berduri dan kering, gigi dan mulutnya bahkan dirancang khusus agar Unta dapat memakan duri tajam dengan mudah.

Kadang kala terdapat badai pasir yang dapat mengganggu pernapasan. Namun, badai pasir tidak ada pengaruhnya bagi unta karena  kelopak mata unta dapat melindungi matanya dari debu dan butiran pasir. Kelopak mata unta juga transparan dan tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu mata unta yang panjang dan tebal befungsi untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain khusus pada hidung unta, sehingga ketika ada badai pasir, Unta langsung menutup hidungnya dengan penutup khusus tersebut.

Keajaiban lain yang terdapat pada unta yakni terdapat pada kakinya. Telapak kaki unta yang lebar membuat unta mudah berjalan di padang pasir walau membawa barang bawaan yang beratnya mencapai ratusan kilogram. Kaki yang panjang berfungsi untuk menjauhkan tubuh unta dari permukaan pasir yang sangat panas. Tubuh unta juga tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Hal ini berguna untuk melindungi unta dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang sangat dingin setelah matahari terbenam.

Luar biasa bukan? Apakah kita masih patut untuk ragu bahwa di dunia ini tidak ada yang menciptakan? Bahkan teori evolusi pun tidak mampu menjelaskan perihal kejadian ini. Untuk membuktikan adanya pencipta, cukup dengan melihat keadaan alam sekitar kita yang dapat diindra oleh panca indra kita.

Pertanyaan pertama sudah terjawab bukan? Darimana kita berasal? Tentu dari yang menciptakan kita. Siapa yang menciptakan kita? Tentu yang menciptakan semua makhluk hidup, alam semesta dan kehidupan di muka bumi ini.

Ketetapan Hati

Posted by Kayuya on 22.34.00 with No comments

Ketetapan Hati
Karya : Kayuya

pict by :duapah.com


Pecahan kaca, dengan puing-puingnya
Tajam dan tumpulnya pisau-pisau di genggaman
Panasnya bebatuan tertimpah terik sinar matahari
Tak dapat lagi kurasakan sakitnya pada kulitku
Saat perasaan kecewa menyelimuti hati dan raga

Air mata tak mampu menjadi penenang
Kata dan Nasehat, menjadi memuakkan
Hanya berdiri di bawa guyuran hujan
Mampu tersenyum dibalik tangis nan pilu

Wahai api, membaralah
Bakarlah hati, hingga menjadi butiran debu
Wahai angin, berhembuslah
Bawalah pergi luka hingga ke tengah samudra
Wahai hujan, turunlah ke bumi
Hilangkanlah jejak-jejak kepedihan
Wahai matahari, bersinarlah
Bawalah kehangatan baru
Ke dalam jiwa yang tak lagi berhati

Makassar, 2015

Keselamatan Kerja Kimia

Posted by Kayuya on 00.40.00 with No comments
KESELAMATAN KERJA KIMIA
Oleh : Kayuya

 



Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangkapendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka diperusahaan tersebut.

Kondisi fisiologis-fiskal meliputih penyajit penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukemia, emphysema,serta arthritis. Kondisi- kondisi lain yang diketahui sebagai akibat dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputih penyakit paru-paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan sistem syaraf pusat dan bronghitis kronis.

Kondisi-kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputih ketidak puasan, sikap apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupah, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asah terhadap hal-hal yang remeh.

Tujuan  dan Fungsi Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja

Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai berikut :
  1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
  2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
  3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
  4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
  5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
  6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.

Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
  1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 
  2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja. 
  3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti berikut:
  1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau besar sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar. 
  2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.
  3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun hama dan pemakaian alay baru seperti mekanisasi. (b) Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan- keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan lain-lain. (c) Sektor pertambangan mempunyai risiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan tambang, sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri, minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara serta bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula telekomunikasi mempunyai kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan kecelakaan juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus. 
  4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan. 
  5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan. 
  6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yang sangat penting. 
  7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk meringankan bebab penderita.
  8. Fungsi dari Keselamatan kerja takni antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. Membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program

Menerapkan, mendokumentasikan dan menginformasikan rekan lainnya dalam hal pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya Ukur, periksa kembali  keefektifitas pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya

Alat-Alat Pelindung Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Perusahaan

Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (enginering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll. Terbuat dari bahan polyethylene, plastik, katun,  aluminium dan bahan sintetis lainnya. Contohnya :
  1. Pelindung wajah dan mata
  2. Topi Pengaman (helmet), melindungi kepala dari kemungkinan benturan atau pukulan dan kejatuhan benda.
  3. Pelindung Mata, kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan benda-benda kerja, percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras.
  4. Pelindung telinga memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara keras yang melampaui batas kekuatan pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat kerja. Pelindung telinga ini terbuat dari karet.
  5. Pelindung Kaki, kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas, dll. Dengan spesifikasi daya sekat 1 – 6 kV, 6 – 20 kV dan terbuat dari bahan karet, kulit, kanvas, dan bahan sintesis lainnya.
  6. Pelindung Tangan, kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll , dengan spesifikasi daya sekat l.000 Volt, I-6 kV, 6 k V. Terbuat dari bahan katun, nilon, kanvas, kufit, karet, lapisan  asbes dan bahan sintetis lainnya dan memiliki ukuran pendek dan panjang.
  7. Pakaian Pelindung, kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll. Dengan spesifikasi besar (LL), besar (L), sedang (M) dan kecil (S). terbuat dari bahan katun, karet, neoprene, polveethane, campuran/lapisan sabes, timah hitam dan bahan sintesis lainya. Pakaian kerja harus dianggap sebagai alat pelindung diri. Pakaian tenaga kerja pria yang melayani mesin harus sesuai dengan pekerjaanya. Pakaian kerja wanitasebaiknya berbentuk celana panjang,baju yang pas,tutup rambut dan tidak memakai perhiasan-perhiasan.Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber bahaya tertentu seperti :

  • Terhadap radiasi panas, pakaian yang berbahan bisa merefleksikan panas, biasanya aluminium dan berkilat.
  • Terhadap radiasi mengion, pakaian dilapisi timbal (timah hitam).
  • Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi, pakaian terbuat dari plastik atau karet.


Peran K3 Terhadap Upaya  Kesehatan Masyarakat

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal.

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global.

Diharapkan di setiap kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi. 

REFRENSI

  • Anonim. 2012. Kerja. PT. Pustaka Binaman Pressindo ,Jakarta.
  • Ferdinan, Siahaan. 2005 Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program K3 dengan Komitmen Pekerja, USU Respositori.
  • Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya.
  • Notoatmodjo Prof.Dr. Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:Rineka Cipta.
  • Notoatmodjo S, 2004 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan. Andi Offset, Yogyakarta
  • Silalahi, Bennett N.B. Silalahi, Rumondang.1991. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.[S.L]:Pustaka Binaman Pressindo.
  • Suma'mur .1991. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja: Jakarta


Dampak Penggunaan Bahan Kimia Sehari-hari Terhadap Lingkungan

Posted by Kayuya on 00.22.00 with No comments

DAMPAK PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SEHARI-HARI TERHADAP LINGKUNGAN


A. Jenis Bahan Kimia di Lingkungan

Bahan kimia merupakan suatu zat atau senyawa dapat berwujud padat, cair atau gas, dan berdasarkan komponen penyusunnya berbentuk tunggal atau persenyawaan (campuran) yang berasal dari alam maupun hasil proses produksi (Oxlade, 2003).

Bahan kimia merupakan zat atau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan manusia (produksi) yang komponen penyusunya dapat berupa zat atau senyawa tunggal maupun hasil perpaduan dari beberapa zat atau senyawa.

Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung.

Menurut Meyer (1989) Secara konvensional, terdapat 7 kelas bahan berbahaya, yaitu:
  1. Materi mudah terbakar (flammable material)  Padat, cair, uap,atau gas yang menyala dengan mudah dan terbakar secara cepat bila dipaparkan pada sumber nyala, misalnya pelarut (solvent) seperti benzene, ethanol, debu aluminum, gas hidrogen dan metan.
  2. Materi yang spontan terbakar (spontaneously ignitable material)  Padat atau cair yang dapat menyala secara spontan tanpa sumber nyala, misalnya karena perubahan panas, tekanan atau kegiatan oksidasi atau kegiatan lain seperti aktivitas mikrobiologis. Contoh materi ini misalnya fosfor putih.
  3. Peledak (explosive)  Materi kimia ini dapat meledak, biasanya karena adanya kejutan (shock), panas, atau mekanisme lainnya. Contoh materi ini misalnya dinamit dan trinitrotoluene (TNT).
  4. Pengoksidasi (oxidizer)  Materi yang menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi biasa atau bila terpapar dengan panas. Contoh materi ini adalah amonium nitrat dan benzoyl peroksida.
  5. Materi korosif  Padat atau cair seperti asam kuat atau basa kuat, yang dapat membakar dan merusak jaringan kulit bila berkontak dengannya.
  6. Materi toksik  Racun yang dalam dosis kecil dapat membunuh atau mengganggu kesehatan, seperti karbon monoksida dan hidrogen sianida.
  7. Materi radioaktif  Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. bahan radioaktif yang terpapar ke lingkungan dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik. Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.

Jika ditinjau dari asalnya, bahan kimia dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu:
  1. Bahan kima alami, yaitu bahan kimia yang terdapat di alam. Misalnya air, kayu, bawang, kunyit, dan lain-lain. 
  2. Bahan kimia sintesis, atau bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik, sampo, bahan pembasmi serangga, dan lain-lain.

Bahan kimia alami umumnya tidak menimbulkan masalah, baik  bagi manusia maupun lingkungan. Sebaliknya bahan kimia sintesis dapat menimbulkan masalah. Masalah dapat terjadi karena ada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, atau sukar terurai oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan.

Berikut beberapa produk bahan kimia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat memicu kerusakan lingkungan karena frekuensi pemakaian yang tinggi:

1. Bahan pembersih
pict : https://encrypted-tbn0.gstatic.com

Bahan pembersih yang sering digunakan yaitu sabun. Sabun mampu mengankat kotoran yang menepel pada kulit atau pakaian, kemudian melarutkannya dalam air. Selain sabun dikenal pula deterjen yang lebih ampuh dari sabun untuk mencuci pakaian. Kedalam deterjen ditambahkan bahan tertentu sehingga kotoran yang sudah lepas tidak menempel lagi pada cucian. Bahan pembersih yang lain misalnya pembersih lantai, pembersih kaca, dan lain-lain.

2. Bahan pemutih
pict ; https://adimulya882.files.wordpress.com

Pemutih pakaian digunakan untuk menghilangkan noda membandel yang menempel pada pakaian, serta dapat membunuh bakteri. Pemutih tersedia dalambentuk larutan maupun serbuk. Pemutih juga digunakan sebagai disinfektan.

Pemutih yang beredar dipasaran, umumnya mengandung senyawahipoklorit sebagai bahan aktifnya. Latutan pemutih mengandungsenyawa natrium hipoklorit (NaClO) dengan kadar 5,25% ; sedangkan serbuk pemutih mengandung senyawa kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2. Senyawa hipoklorit mudah melepaskan klorin. dalam kadar tinggi klorin dapat merusak pakaian. 

Pemutih hipoklorit tidak baik untuk bahan poliester, sebab lebih memberikesan kuning daripada memutihkan. Pemutih merupakan bahan kimia yang sangat reaktif. Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah tangga lainnya dapat sangat berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan pembersih klosetyang mengandung asam klorida dapat menghasilkan gas klorin. Gasklorin dapat merusak saluran pernafasan, dan jika kadarnya cukup besar dapat mematikan. Mencampur pemutih dengan ammonia juga menghasilkan gas beracun, yaitu kloramin (NH2Cl) dan hidrazin (N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali mencampur pemutih dengan bahan lain tanpa petunjuk atau pengetahuna yang jelas.

3. Bahan pewangi
pict ; https://1.bp.blogspot.com

Senyawa yang digunakan sebagai bahan pewangi biasanya diperoleh dari alam, misalnya tananman melati dan mawar. Namun para ahli juga berupaya mendapatkan senyawa buatan (sintesis) yang lebih murah daripada yang alami. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan ini semakin berkembang.

Pewangi atau parfum digunakan pada setiap produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk kebutuhan rumah tangga seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk. Produk yang memiliki wewangian yang khas dan menarik memang cukup digemari oleh masyarakat, karena memang kesan bersih, segar dan menyenangkan akan ditimbulkan dari wewangian tersebut. Namun apakah penambahan zat pewangi atau parfum pada beberapa produk harian atau kosmetik tersebut aman bagi penggunanya? Bagaimana dengan ibu hamil yang mengirupnya apakah wangi tersebut benar-benar murni terbuat dari campuran bunga dan buah seperti yang dicantum pada kemasan atau pada iklan produk tersebut. Mungkinkah kita mendapatkan wewangian yang benar-benar asli dan aman dengan harga yang sangat murah?

4. Bahan pembasmi serangga
pict ; http://2.bp.blogspot.com
Kita sering menggunakan obat nyamuk untuk mengusir nyamuk, begitupun petani yang menggunakan obat pembasmi serangga untuk membunuh belalang, atau kumbang penggerek. Bahan Pembasmi serangga tergolong zat yang bersifat racun. Zat ini tidak hanya beracun bagi serangga, tetapi juga bagi berbagai jenis hewan lain, bahkan bagi manusia. Adapun macam-macam obat pembasmi serangga yaitu DDT, aldrin, dieldrin, dan endrin. Meskipun demikian, obat pembasmi serangga juga berbahaya jika digunakan secara berlebihan. Efek samping obat pembasmi serangga dalam dunia pertanian dapat merusak kesehatan karena terutama kesehatan petani yang menggunakannya. Oleh karena itu sebaiknya diperhatikan cara pengggunaannya. DDT yang sering digunakan dirumah.


B. Dampak yang Ditimbulkan dari Proses Bahan Kimia

1. Bahan Pembersih/Deterjen

Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya. Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yamg ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. 

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kima dengan kandungan 1% LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam deterjen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.Padaawalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri deterjen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.

Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci deterjen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup.

Akan Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam deterjen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam deterjen.

Deterjen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci pakaian sebenarnya merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi. Generasi awal deterjen pertama kali muncul dan mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an dengan menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa. (Wikipedia, 2009).

Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.

Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis deterjen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalamkonsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.

Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini ini mendapatkan respon yang menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS setelah diteliti lebih lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk) terhadap lingkungan yakni sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini menjadikan sisa limbah deterjen yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam stabilitas lingkungan hidup kita.

Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan deterjen dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkil Sulfonat, atau lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah lingkungan.

Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang sangat besar.

Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi.

Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa deterjen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpiren, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak.

Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada pengolahan air minum, mengingat digunakannya kaporit (dimana di dalamnya terkandung klor) sebagai pembunuh kuman pada proses klorinasi.

Pada percobaan tersebut dapat dianalisa bahwa deterjen itu memang mempunyai dampak buruk terhadap berbagai lingkungan kehidupan kita. Baik itu lingkungan terrestrial dimana kita hidup, kemudian lingkungan perairan termasuk organisme yang hidup di dalamnya, atau bahkan juga lingkungan kesehatan manusia sendiri yang sebenarnya tanpa kita sadari mulai perlahan-lahan menyerang kesehatan kita.

Deterjen fosfat tinggi seperti tri-natrium fosfat (TSP) dapat dibeli di beberapa toko cat dan perangkat keras. Pembersihan secara teratur dengan deterjen fosfat tinggi telah terbukti efektif dalam mengurangi debu di yang terdapat di jendela dan di sekitar pintu. Apa yang terjadi jika limbah deterjent bercampur dengan air?

Deterjen memiliki efek beracun dalam air. Semua deterjent menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit, selain itu detergent dapat menyebabkan kerusakan pada insang. Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi deterjent 15 bagian per juta. Detergent dengan konsentrasi rendah pun sebanyak 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan. Surfaktan deterjen pun tak kalah berbahaya karena jenis detergent ini terbukti mengurangi kemampuan perkembangbiakan organisme perairan.

Deterjen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air. Bahan kimia organik seperti pestisida dan fenol akan mudah diserap oleh ikan, dengan konsentrasi deterjen hanya 2 ppm dapat diserap ikan dua kali lipat dari jumlah bahan kimia lainnya.Detergent juga memberi efek negatif bagi biota air. Fosfat dalam deterjen dapat memicu ganggang air tawar bunga untuk melepaskan racun dan menguras oksigen di perairan. Ketika ganggang membusuk, mereka menggunakan oksigen yang tersedia untuk mempertahankan hidupnya.

2. Bahan Kimia Pemutih

Pemutih (bleaching agent) adalah bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengatasi kotoran yang membandel pada pakaian. Bahan aktif yang terkandung dalam pemutih pakaian, antara lain natrium hipoklorit atau natrium perklorat. Namun demikian, pemakaian pemutih yang terlalu sering dan berlebihan dapat menyebabkan pakaian cepat rusak. Ini disebabkan bahan aktif tersebut dapat merusak partikel-partikel dan serat kain. Pemakaian pemutih yang berlebih dan terlalu sering menyebabkan serat-serat kain menjadi keras dan rapuh, dan dapat mengakibatkan memudarnya warna pada pakaian berwarna.

 Penggunaan pemutih yang berlebihan selain dapat menyebabkan kerusakan juga berdampak negatif pada lingkungan. Jika air bekas cucian yang mengandung pemutih dibuang ke tanah maupun ke sungai-sungai dapat menimbulkan pencemaran air. Selain itu, dalam pemutih terkandung zat-zat aktif dan bahan-bahan yang bersifat korosif yang dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam tanah. Akibatnya, kesuburan tanah dapat terganggu. Lebih luas lagi pembuangan limbah yang mengandung pemutih akan menimbulkan pencemaran lingkungan baru.

Khusus untuk pemutih wajah yang ditawarkan, kita harus hati-hati dalam memilih maupun menggunakannya. Hal ini karena beberapa produk pemutih wajah dan tubuh terbukti mengandung logam berat merkuri (raksa). Pemutih yang mengandung merkuri jika digunakan secara terus-menerus dapat bersifat sebagai racun di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogen). Penggunaan bahan pemutih gigi pun, juga dapat menimbulkan efek samping berupa gigi yang sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada gusi.

3. Bahan Pewangi

Pemakaian pewangi secara berlebihan dapat menyebabkan efek samping bagi kesehatan, misalnya pusing dan mual-mual. Selain itu, bahan pelarut pada beberapa jenis pewangi dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif. Berdasarkan hasil studi terdahulu (WHO), jika zat kamper (naftalen) kontak langsung pada bayi secara perkutan (penyerapan melalui kulit) dan paparannya sering serta berlebihan dalam penggunaaannya, dapat menyebabkan peningkatan kadar billirubin dalam darah yang dapat mengganggu sistem saraf pusat.

Zat penambah lain dalam yang terkandung dalam pewangi  juga dapat merusak lingkungan seperti pada umumnya pewangi yang dikemas dengan bentuk semprot menggunakan bahan pendorong (propelan) dari golongan kloro fluoro karbon (CFC). Bahan kimia inilah yang dapat mengakibatkan kebocoran lapisan ozon.

CFC merupakan jenis bahan kimia yang membutuhkan jangka waktu sangat lama untuk dapat mengalami biodegradasi (penguraian). Radikal bebas (atom) klorin yang dilepaskan oleh CFC di atmosfer akan menguraikan O3 menjadi gas oksigen (O2) dan radikal bebas O.

Satu radikal bebas klorin akan dapat menguraikan ozon menjadi oksigen sampai berkali-kali. Hal inilah yang menyebabkan lapisan ozon semakin tipis dan akhirnya timbul lubang ozon.

Akibat adanya lubang ozon, radiasi sinar matahari dapat masuk ke bumi tanpa melalui filter terlebih dahulu sehingga suhu permukaan bumi semakin meningkat.Kondisi seperti ini menjadi penyebab semakin tingginya permukaan air laut karena banyak es di daerah kutub yang mencair akibat makin tingginya suhu di atmosfer bumi.

4. Pembasmi Serangga

Efek negatif penggunaan pembasmi serangga jika digunakan secara berlebihan, tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, dan terus menerus dapat menimbulkan endapan zat kimia pada ruangan tersebut yang dapat meracuni tubuh, gangguan sistem pernapasan, pencernaan manusia serta dapat menyebabkan serangga yang bersangkutan menjadi kebal (imun) terhadap pembasmi serangga tersebut. Bahan insektisida ini umumnya beracun karena mengandung karsinogenik, seperti kerbamat, fosfat, dan klorin.

Beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan insektisida ini, antara lain:
  • Insektisida yang mengandung klorin dapat menyebabkan lapisan ozon menipis dan berlubang. Jika lapisan ozon menipis, maka sinar ultraviolet masuk dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
  • Obat anti nyamuk mengandung bahan aktif berupa diklorvos, propoxur, pirethroid, dan diethiltoluamid. Semua bahan itu sangat berbahaya karena bisa menyebabkan berbagai macam penyakit ganas. Salah satunya adalah kanker.
  • Pembuangan bahan-bahan pembasmi serangga yang sudah tidak terpakai secara sembarang dapat menyebabkan rusaknya fungsi lingkungan hidup.


C. Cara Mencegah dan Mengatasi  Bahaya Bahan Kimia

1. Pembersih/ Deterjen

Kesadaran masyarakat pengguna deterjen mesin akan dampak dibalik manfaat deterjen mesin cuci perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan deterjen sangat diharapkan. Banyaknya pilihan produk yang diinformasikan melalui iklan memang bisa menguntungkan konsumen. Tetapi konsumen tetap perlu berhati-hati, karena kesalahan memilih produk akan merugikan konsumen sendiri. Sebaiknya konsumen memilih deterjen yang pada kemasannya mencantumkan penandaan nama dagang, isi/netto, nama bahan aktif, nama dan alamat pabrik, nomor ijin edar, nomor kode produksi, kegunaan dan petunjuk penggunaan, juga tanda peringatan serta cara penanggulangan bila terjadi kecelakaan. Selain itu dianjurkan bagi konsumen untuk memilih produk yang mencantumkan bahan aktif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Informasi mengenai produk ramah lingkungan dapat dilihat pada label baik berupa logo hijau maupun klaim ramah lingkungan.

Selain itu produsen sebaiknya memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai produknya.Ada dua ukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana produk kimia aman di lingkungan yaitu daya racun (toksisitas) dan daya urai (biodegradable). ABS dalam lingkungan mempunyai tingkat biodegradable sangat rendah, sehingga deterjen ini dikategorikan sebagai ‘non-biodegradable’. Dalam pengolahan limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai, sekitar 50% bahan aktif ABS lolos dari pengolahan dan masuk dalam sistem pembuangan. Hal ini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air. LAS mempunyai karakteristik lebih baik, meskipun belum dapat dikatakan ramah lingkungan. LAS mempunyai gugus alkil lurus / tidak bercabang yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen dalam menggunakan deterjen adalah cara penggunaan yang benar. Pada beberapa deterjen bubuk ternyata terdapat petunjuk yang tidak tepat. Yaitu ketika konsumen dianjurkan menggunakan takaran genggam. Hal ini sungguh berisiko karena deterjen bersifat basa yang berarti korosif terhadap kulit. Apalagi jika kulit pengguna bersifat sensitif, maka takaran deterjen yang menggunakan istilah ‘genggam’ tersebut akan langsung memberikan reaksi pada kulit berupa gatal, mengering dan pecah-pecah. Selain itu, takaran genggam bukan ukuran yang bersifat pasti, karena hanya berupa kira-kira yang sangat tergantung kepada ukuran tangan seseorang. Jadi kecenderungan konsumen untuk menggunakan berlebihan memang besar.

Disamping itu, karena slogan-slogan pada iklan produk deterjen baik di media elektronik maupun media cetak, timbul persepsi konsumen bahwa busa banyak bisa mencuci lebih bersih. Padahal busa yang terlalu banyak bukan berarti deterjen menjadi lebih efektif, malah sebaliknya, daya cucinya terhambat. Selain itu keberadaan busa-busa di permukaan badan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu sebaiknya konsumen menggunakan takaran khusus untuk deterjen dan produsen menyediakan alat takar tersebut di dalam kemasan produknya.

Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti fitoplankton, zooplankton/protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain. Jika organisme-organisme seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan, ikan-ikan pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya yang mencemari air dapat memusnahkan seluruh organisme yang hidup di dalamnya. Besar tidaknya pengaruh detergen dan polutan lainnya pada ikan dan makhluk hidup lain tergantung pada konsentrasi polutan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi polutan, semakin besar pengaruhnya.
Gunakanlah detergen sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan yang banyak organisme yang hidup di dalamnya. Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya detergen yang ramah lingkungan.

2. Pemutih

Penggunaan pemutih  tidak dapat dihindari karena sebagian bahan kimia sangat menunjang kehidupan kita. Namun, penggunaan bahankimia secara tidak tepat bisa berdampak negatif bagi manusia danlingkungan. Untuk mencegah dampak negatif tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui yaitu sebagai berikut:   
  • Selalu membaca label pada kemasan. Pada label biasanya terdapat petunjuk penggunaan produk secara aman, komposisi bahan-bahan kimia yang ada didalamnya, serta pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kesalahan penggunaan.
  • Menggunakan bahan/produk kimia secara wajar dan sesuai kebutuhan.
  • Tidak membuang sisa-sisa bahan kimia secara sembarangan, karena dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan.
3. Bahan Pewangi

Secara kasat mata mungkin sulit untuk mengetahui mana pewangi yang aman dan mana yang berbahaya. Sebagai tindak pencegahannya, konsumen harus cerdik memilih pewangi dengan merek terdaftar/teregistrasi. Dengan demikian keamanannya minimal cukup terjamin di bawah lembaga pengawas/pemberi izin. Tentu saja demi keamanan konsumen, badan pengawas harus benar-benar mengontrol peredaran pewangi ini. Terlebih terhadap pewangi dengan kandungan zat-zat tertentu yang memang diketahui berisiko bagi kesehatan. Mengapa hal ini perlu ditekankan? Karena pihak produsen kerap tidak mau mencantumkan pada kemasan mengenai komposisi bahan-bahan dalam pewangi yang diproduksinya.

Bagi konsumen dianjurkan agar senantiasa cermat membaca label atau registrasi produk. Selain itu, gunakan pewangi seperlunya saja sesuai kebutuhan. Menggunakannya pun jangan berlebihan sambil selalu mengedepankan kehati-hatian dalam memilih produk. Jangan lupa untuk menyimpannya jauh dari jangkauan anak-anak, terutama balita. Tak kalah penting untuk diperhatikan, hindari produk pewangi dari kontak langsung dengan sinar matahari guna mencegah terjadinya perubahan kimiawi. Itulah mengapa hindari area yang langsung terpapar sinar matahari sebagai tempat penyimpanan pengharum. Hindari pemakaian kamper untuk kebutuhan Bayi.

Ada pun pewangi yang sudah dilarang The International Fragrance Association (IFRA) di antaranya pewangi yang mengandung musk ambrette, geranyl nitrile, dan 7-methyl coumarin. Sedangkan yang berbentuk gel dilarang bila mengandung zat-zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, seperti formaldehyde dan methylchloroisothiozilinone. Jadi, tidak semua pewangi memberi efek negatif bagi kesehatan. Artinya, kita masih bisa menggunakan pewangi yang beredar di pasaran.Pewangi dapat saja memicu gangguan pernapasan ataupun asma, sakit kepala hingga kemungkinan gangguan pertumbuhan janin pada ibu hamil. Tapi hal ini akan terjadi jika memakai zat pewangi yang sudah dilarang penggunaannya sebagaimana yang direkomendasikan.
      
Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik. Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dari daun kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala. Bahan pewangi sintetik biasanya dipakai dalam berbagai pewangi atau parfum dalam kemasan. Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya mengandung zat-zat lain, seperti alkohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk padat. Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan yang dapat merusak lapisan ozon.

4. Pembasmi Serangga

Adapun cara mencegah bahaya yang ditimbulkan dari pembasmi serangga
  • Menggunakan produk pembasmi serangga seperlunya, atau Mengurangi pemakaian insektisida secara berlebihan
  • Tidak menggunakan produk pembasmi serangga aerosol yang mengandung CFC.
  • Selalu menjaga kebersihan lingkungan. 
  • Menggunakan bahan pembasmi serangga (insektisida) yang lebih ramah lingkungan, seperti insektisida  biologis, pengembangan hama jantan mandul, dan memanfaatkan ekstrak bunga atau daun tertentu.


REFRENSI
  • Lukman, Cecilia. 1999. Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta : PT. Widyadara Grolier Internasional Inc.
  • Malcolm,Stevent.2007. Kimia Polimer. Jakarta: Pradnya Paramita.
  • Meyer: 1989. Chemistry of Hazardous Materials. New Jersey: Prentice Hall Building.
  • Oxlade, Chris. Ganeri. 2003. Ensiklopedia Mini Sains. Jakarta: Erlangga.
  • Pujaatmaka, A. Hadyana. 1999. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
  • Widyastuti, palupi. 2006. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC