Asal-usul Kehidupan
Oleh : Kayuya
Banyak orang mengira hidup itu hanya sekali, hidup hanya di dunia saja. Setelah kehidupan dunia ini berakhir, maka berakhirlah segala-galanya. Ada pula beberapa orang berpendapat bahwa siklus hidup itu berulang. Setelah kita meninggal, roh akan bereinkarnasi lalu terlahir kembali ke dunia. Apakah betul demikian? Dari manakah teori ini bermula? Siapa pencetusnya?
Jika kita mau berpikir, maka akan muncul tiga pertanyaan yang telah mewakili semua pertanyaan mengenai kehidupan, yakni:
- Darimana kita berasal?
- Untuk apa kita dilahirkan kedunia ini?
- Dan setelah kita meninggal nanti, akan kemana kita?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu ada kriteria khusus agar jawaban tersebut bisa kita terima, kriteria tersebut adalah: 1) Memuaskan akal; 2) Sesuai dengan fitrah manusia, dan; 3) Menentramkan Jiwa. Setelah kita berhasil menjawab tiga pertanyaan diatas, maka kita akan menemukan tujuan hidup kita yang sesungguhnya.
Dari beberapa teman yang telah saya ajak berdiskusi tentang masalah ini, saya akhirnya dapat menyimpulkan bahwa di dunia ini ada tiga cara manusia menjawab pertanyaan mengenai asal-usul kehidupan.
- Tipe A
Orang-orang tipe A cenderung mejawab berdasarkan teori asal mula manusia yang sering didapatkan di bangku sekolah. Misalnya teori Charles Darwin yang menyatakan manusia berasal dari monyet yang berevolusi menjadi manusia modern. Hal ini diperkuat penemuan fosil manusia purba. Pertanyaannya:
- Jika monyet berevolusi menjadi manusia, lantas mengapa monyet masih ada di zaman sekarang?
- Kapan proses evolusi terjadi?
- Mengapa proses evolusi terhenti?
Jika teori evolusi itu benar adanya, tentu di era sekarang masih ada makhluk hidup yang bisa berevolusi.
Mengapa teori Darwin ini sempat menjadi rujukan pembelajaran di sekolah-sekolah? Apakah karena ditemukan fosil-fosil hewan purba? Memangnya yakin kalau fosil yang ditemukan itu adalah fosil manusia purba? Bisa saja bukan fosil-fosil yang ditemukan itu adalah kumpulan tengkorak hewan dan manusia yang terkubur lalu disusun sedemikian rupa agar kita percaya bahwa asal-usul manusia memang berasal dari monyet.
Dalam satu hadist sahih disebutkan:
“Setiap (bagian tubuh) anak Adam pasti akan dimakan tanah, kecuali tulang ekor. Darinya ia telah diciptakan dan darinya ia akan disusun kembali”
(HR. Muslim)
Menurut Wikipedia, tulang ekor adalah bagian paling ujung dari kolom tulang belakang pada primata tak berekor. Terdiri dari tiga sampai lima vertebra (vertebra koksigeal) terpisah atau menyatu di bawah sakrum. Ia tersambung dengan sakrum oleh sendi fibrocartilaginous, simfisis sakroksigeal, yang memungkinkan gerakan terbatas antara sakrum dan koksiks.
Tulang Ekor
Dari prosesi pembakaran mayat oleh ummat Hindu di Indonesia, seharusnya kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa tulang-belulang manusia yang hidup dimasa lampau sudah tidak akan ditemukan lagi, karena tulang-tulang penyusun rangka manusia sebenarnya sudah hancur kecuali tulang ekor. Kenapa tulang ekor?
Dr. Othman Al-Djilani, seorang profesor bidang histology dan pathologi Sana’a University, melakukan penelitian bersama Syaikh Abdul Majid dalam rangka menguji tulang ekor. Pada Ramadhan 1423 H, mereka membakar tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit hingga warnanya berubah menjadi hitam pekat. Kemudian mereka membawa tulang tersebut ke Al-Olaki Laboratory, di Sana’a, Yaman untuk dianalisis. Hasil laboratorium menunjukkan sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh.
Nah, kalau seperti ini, fosil manusia purba yang selama ini kita temui itu fosil apa?
- Tipe B
Orang-orang tipe B mengatakan kehidupan ada dengan sendirinya. Loh, kok bisa? Handphone saja memiliki asal-usul dan penciptanya, masa alam semesta dan isinya yang maha dahsyat ini tidak ada yang menciptakan? Kalau begitu, apa tujuan kelahiran dan kematian manusia? Mencari kebahagiaan dunia? Kalau hanya itu untuk apa ada kematian? Kenapa tidak hidup kekal saja untuk selama-lamanya?
Wah, benar-benar problem.
- Tipe C
Orang-orang tipe C mengatakan kehidupan dan alam semesta beserta isinya ada yang menciptakan. Dan setelah kehidupan di dunia ini berakhir, maka ada alam lain yang menunggu kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya siapakah yang menciptakan kehidupan dan alam semesta beserta isinya? Dan alam apakah yang dimaksud oleh orang-orang tipe C ini?
Nah, dari ketiga tipe tersebut. Menurut anda manakah yang jawabannya bisa diterima oleh akal?
Bukti Adanya Pencipta
Untuk membuktikan adanya sang pencipta, mari kita membuka al-Qur’an (kitab suci ummat muslim). Dalam al-Qur’an surah Ali’ Imran ayat 190, yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”
Dalam ayat tersebut, jelas dikatakan bahwa dalam penciptaan apa-apa yang ada di langit dan bumi beserta keteraturannya, ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Apakah tanda-tanda yang dimaksud oleh ayat tersebut?
Mari kita lihat lagi surah Al-Ghasyiyah ayat 17-20, yang artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”
Nah, dalam ayat diatas sudah jelas bukan contoh tanda-tanda adanya pencipta. Bagaimana unta diciptakan? Jika kita mengamati seluk beluk tubuh Unta, kita akan mendapatkan fakta bahwa bagian terkecil dari tubuh Unta adalah keajaiban. Unta dapat hidup di gurun pasir yang tandus dan gersang lagi panas tanpa makan dan minum. Punuk unta dapat menyimpan cadangan air sekitar 40 kilogram. Sistem pencernaan Unta telah di desain khusus untuk mencerna makanan yang berduri dan kering, gigi dan mulutnya bahkan dirancang khusus agar Unta dapat memakan duri tajam dengan mudah.
Kadang kala terdapat badai pasir yang dapat mengganggu pernapasan. Namun, badai pasir tidak ada pengaruhnya bagi unta karena kelopak mata unta dapat melindungi matanya dari debu dan butiran pasir. Kelopak mata unta juga transparan dan tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu mata unta yang panjang dan tebal befungsi untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain khusus pada hidung unta, sehingga ketika ada badai pasir, Unta langsung menutup hidungnya dengan penutup khusus tersebut.
Keajaiban lain yang terdapat pada unta yakni terdapat pada kakinya. Telapak kaki unta yang lebar membuat unta mudah berjalan di padang pasir walau membawa barang bawaan yang beratnya mencapai ratusan kilogram. Kaki yang panjang berfungsi untuk menjauhkan tubuh unta dari permukaan pasir yang sangat panas. Tubuh unta juga tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Hal ini berguna untuk melindungi unta dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang sangat dingin setelah matahari terbenam.
Luar biasa bukan? Apakah kita masih patut untuk ragu bahwa di dunia ini tidak ada yang menciptakan? Bahkan teori evolusi pun tidak mampu menjelaskan perihal kejadian ini. Untuk membuktikan adanya pencipta, cukup dengan melihat keadaan alam sekitar kita yang dapat diindra oleh panca indra kita.
Pertanyaan pertama sudah terjawab bukan? Darimana kita berasal? Tentu dari yang menciptakan kita. Siapa yang menciptakan kita? Tentu yang menciptakan semua makhluk hidup, alam semesta dan kehidupan di muka bumi ini.
0 comments:
Posting Komentar