Alasan "Mengapa Saya Harus Menulis"
Oleh : Kayuya
Pict by : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/
Beberapa
hari ini saya dibuat bingung
dengan pertanyaan “Mengapa saya harus menulis?”. Sebenarnya saya sudah tidak ingat apa alasan awal saya sehingga
mau menjadi
seorang penulis. Sedari pagi saya mencoba mem-flasback ingatan saya untuk menemukan lagi alasan tersenut, sampai
pada sore ini saya kembali teringat
dengan satu hal yang membuat saya mulai menulis untuk pertama kali.
Untuk artikel kali
ini saya, akan bercerita tentang "Mengapa Saya Menulis?". Mohon disimak yah, tapi kalau kalian bosan silakan cari artikel lain di blog ini. Tapi, semoga kalian membaca sampai akhir. 😁
***
Satu hari ketika
saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya menemukan sebuah buku menarik yang
dibuang oleh pemiliknya di tumpukan sampah. Buku itu berisi kumpulan cerita
pendek untuk anak-anak. Cerita yang masih saya ingat sampai sekarang adalah tentang seorang anak perempuan yang hanyut terbawa arus Sungai dan ditolong oleh seorang anak laki-laki yang kebetulan baru pulang usai mencari kayu bakar. Akhir dari cerita tersebut sangat membekas di benak saya hingga saat ini.
Setiap kali saya membaca cerita itu, saya pun membayangkan bahwa saya juga melihat langsung kejadian
demi kejadian dalam cerita itu. Setiap hari saya ulangi membaca buku tersebut tanpa bosan, setiap pulang sekolah,
sebelum tidur, bahkan saat saya bosan, saya akan kembali membacanya. Buku itu merupakan
buku cerita pertama yang saya miliki. Orang tua
saya tidak mampu membelikan saya buku cerita kala itu, jadi bahan bacaan saya amat kurang.
sampai pada satu kejadian yang
membuat saya harus kehilangan buku itu. Untuk pertama kalinya dalam hidup,
saya merasakan kehilangan yang teramat dalam hanya karena sebuah buku. Nasib memiliki adik kecil yang jail, buku itu pun harus jadi korban. Kalian yang punya adik mungkin bisa paham apa maksudku.
Beberapa
minggu setelahnya saya menemukan buku baru yang bentuknya mirip dengan buku
itu, tapi isi dalam buku itu tentang bagaimana membuat pola menjahit baju, rok
dan banyak lagi. Di setiap lembar halaman dalam buku itu terdapat halaman kosong, dan dengan tangan jahil saya, buku itu pun penuh dengan coretan. Saya menggambar
kartun, pemandangan dan masih banyak lagi. Buku itu sedikit mengobati rasa kesepian dan kebosanan saya di masa kecil.
Terakhir
kali saya melihat buku itu ketika masih duduk di bangku SMA, dalam buku itu saya sempat menulis
sebuah dongen. Saya pun lupa kapan saya menulis dongeng tersebut. Ayah saya pun
sempat membaca dongeng yang saya buat. Beliau memuji cerita yang saya buat, dan sejak saat itu saya pun berkeinginan menjadi seorang penulis.
Kini saya sadar bahwa dengan menulis saya bisa menyampaikan apapun yang tidak bisa saya ungkapkan dengan lisan. Semakin dewasa, saya merasa public speaking saya tidak baik, namun tidak dengan menulis.
Menulis adalah jadi diri saya. Segala buah pemikiran yang ada di kepala ini akan tersalurka dengan baik saat saya menulis. Selain karena impian, saya menulis karena itulah jati diri saya.
Sekarang saya ingin bertanya, apakah kalian sudah menemukan potensi dalam diri kalian? Kalau sudah, teruslah kembangankan. Kalau belum, semnagatlah mencari.
Kenapa itu penting?
"Karena POTENSI adalah JATI DIRI kita yang sesungguhnya."
Teruslah berusaha, jangan patah semangat. Tuhan menciptakan kita pasti dengan kelebihan, percayalah.
0 comments:
Posting Komentar