14 Januari 2023

Spektrofotometer UV-Vis

Posted by Kayuya on 22.19.00 with No comments

Spektrofotometer UV-Vis

A.    Pengertian Spektrofotometri Uv-Vis

Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari  panjang gelombang serta untuk pengukuran didaerah ultraviolet dan didaerah tampak. Spektrofotometri Uv-Vis (Ultra Violet-Visibel) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal  preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa. Spektrofotometri Uv-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisa, sehingga Spektrofotometri Uv-Vis lebih banyak digunakan untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.

 

B.     Prinsip kerja Spektrofotometri Uv-Vis

Spektrofotometri uv-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.

 

C.    Bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis

Adapun bagian-bagian dan fungsi masing-masing dari Spektofotometri Uv-Vis adalah sebgai berikut:

1.      Sumber cahaya

Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar  polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang Untuk Spektrofotometer. Sumber cahaya untuk Spektrofotometri:

 

a.       Lampu Deuterium

Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam  pemakaian.

b.      Lampu Tungsten (Wolfram)

Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000  jam pemakaian.

2.      Monokromator

Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis  pemeriksaan. Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar dibawah.

Adapun bagian-bagian dari Monokromator serta fungsinya antara lain:

a.       Prisma, berfungsi mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi  polikromatis.

b.      Kisi difraksi, berfungsi menghasilkan penyebaran dispersi sinar secara merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.

c.       Celah optis, berfungsi untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh  panjang gelombang yang diharapkan.

3.      Kompartemen sampel

Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. Kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis. Kuvet yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a.       Permukaannya harus sejajar secara optis.

b.      Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan.

c.       Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia.

d.      Tidak rapuh.

e.       Bentuknya sederhana

Uv, Vis dan Uv-Vis menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap Uv sehingga  penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (Vis). Cuvet  biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm. IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

4.      Detektor Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :

a.       Kepekaan yang tinggi

b.      Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

c.       Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

d.      Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

    Macam-macam detector:

a.       Detektor foto (Photo detector)

b.      Photocell

c.       Phototube

d.      Hantara Foto

e.       Dioda Foto

f.        Detektor Panas

g.      Read Out

Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.

 

D.    Cara kerja Spektrofotometri Uv-Vis

Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang  bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator  pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.



E.     Prosedur Pemakaian Spektrofometer UV-VIS

1.      Putar tombol on-off (disebelah kiri) kekanan. Biarkan 15 menit untuk memanaskan alat. Atur tombol sampai menunjuk angka nol pada petunjuk %T.

2.      Putar tombol pengatur panjang gelombang (yang ada di sebelah atas alat) untuk memilah panjang gelombang sesuai panjang gelombang yang diinginkan.

3.      Masukkan kuvet yang berisi paling sedikit 3 ml aquadest kedalam tempat sampel (sebelum memasukkan kuvet, pastikan kuvet dalam keadaan kering dengan mengeringkannya dengan kertas tissue (tutup penutup sampel.

4.      Putar tombol pengatur cahaya (tombol yang terletak disebelah kanan) sehingga %T menunjuk angka 100 atau A menunjuk angka nol.

5.      Angkat kuvet yang berisi aquadest deri tempat sampel dengan tutup. ganti isi kuvet dengan larutan lampu, baca serapannya.

6.      Ganti larutan blanko dalam kuvet dengan larutan standar atau larutan uji,  baca serapannya.

 

F.     Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Analisis Spektrofotometri Uv - Vis

 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri Uv-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak  berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang  berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan:

1.      Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar Uv-Vis hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

a.       Reaksinya selektif dan sensitif

b.      Reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel

c.       Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama  b.

2.      Waktu operasional (operating time)

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau  pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu  pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Pada saat awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa yang berwarna ini meningkat smpai waktu tertentu hingga diperoleh absorbansi yang stabil. Semakin lama waktu pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa yang berwarna tersebut menjadi rusak atau terurai sehingga intensitas warnanya turun akibatnya absorbansinya juga turun. Karena alasan inilah, maka untunk  pengukuran senyawa berwarna (hasil suatu reaksi kimia) harus dilakukan  pada saat waktu operasional.

3.      Pemilihan panjang gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan  baku pada konsenterasi tertentu. Kadang-kadang dijumpai keadaan yang mana pemakaian panjang gelombang maksimal kurang baik. Hal ini karena karena misalnya, selain zat yang akan dianalisis, juga terdapat zat lain yang mempunyai absorbansi pada panjang gelombang tersebut. Ada  beberapa variable yang dapat mempengaruhi absorbansi yaitu jenis  pelarut, pH larutan, suhu, konsentrasi dan zat-zat pengganggu.

4.      Pembuatan kurva baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianilisis dengen  berbagai konsenterasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (X). bila hokum Lamber-Beer terpenuhi, maka kurva baku berupa garis lurus.

5.      Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektrofotometri hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitansi. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5%.

 

G.    Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis

1.      Kelebihan Spektrofotometri Uv-Vis

a.       Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi.

b.      Caranya sederhana.

c.       Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil.

2.      Kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis

a.       Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan kebersihan dari kuvet.

b.      Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm.

c.       Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi dengan energy eksitasi rendah.

d.      Sinar yang dipakai harus monokromatis. Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri

 

H.    Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Uv-Vis

Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang (cahaya  polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang  peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.

Jika zat menyerap cahaya tampak dan Uv maka akan terjadi  perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).

Gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)).

Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:

“Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”. Pengurangan intesitas cahaya monokromatis yang melalui suatu larutan berwarna berlangsung secara ekspnensial dan bergantung pada panjang larutanyang dilalui cahaya dan kadar zat dalam larutan.

Perbandingan It/I0 disebut sebagai transmisi sinar (T) dan dinyatakan dalam persen (%). Serapan absorbance) = A atau disebut juga kerapatan optic (optical density) = OD, merupakan istilah yang lebih sering digunakan dan berasal dari persamaan:

A = -log T,  Jadi  A = k c l

Pada alat spektrofotometer yang lebih canggih, sinar yang dating  benar-benar diusahakan berupa sinar monokromatis dengan cara membuat container larutan (kuvet) yang sedemikian rupa, sehingga tidak ada sinar yang tertahan. Jika jalur sinar pada setiap bagian kuvet itu sama, maka nilai k untuk berbagai senyawa dalam berbagai larutan dan berbagai panjang gelombang dapat dihitung. Bila konsentrasi dinyatakan mol/liter, jarak tempuh cahaya dalam cm, maka nilai k disebut sebagai koefisien ekstingsi molar yaitu serapan atau absorbansi satu molar suatu larutan dengan jarak tempuh cahaya 1 cm. Pada pengenceran kadar dalam darah atau urin akan terjadi pengenceran bahan-bahan yang diperiksa dengan berbagai pereaksi.

 

I.       Kalibrasi Spektrofotometri Uv-Vis

 Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbansi.

1.      Kalibrasi Panjang gelombang

Menggunakan filter gelas helium oksida yang mempunyai panjang gelombang acuan (nm) , pasang filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara) , Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.

2.      Kalibrasi Absorbans

Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan A) , Buat larutan kalium dikromat 100 + 1 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan B) , buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya dengan data acuan (+ 2%).

3.      Cara Pemeliharaan

Cara pemeliharaan spektrofotometer Uv- Vis adalah kompartment sampel selalu dibersihkan, suhu penyimpanan stabil, meja permanen, gunakan stabilizer, masukkan kuvet tegak lurus, alat harus selalu diperiksa, kuvet yang digunakan harus bersih. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena akan dapat mengganggu  pengukuran. Simpan spektrofotometer di ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang permanen. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

4.      Aplikasi

Uv-Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan larutan dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik, studi fotoelektrokimia lapisan tipis CdS hasil deposisi metode CBD, meneliti pengaruh kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin dan dalam penentuan konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya menggunakan larutan standar.



DAFTAR PUSTAKA

Alfiyani, Reni. 2017. Jurnal Praktikum Analitik III Spektroskopi UV-VIS. Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Suhartati, Tati. 2017. Dasar-dasar Spektrofometri UV-VIS Dan Spektrometri  Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja Anggota IKAPI.

Categories:

0 comments:

Posting Komentar